Liputan6.com, Cirebon - Pasangan Kakek Suud dan Nenek Tarmini sudah delapan tahun tinggal di dalam tenda. Bagian atap hanya ditutup terpal biru, sedangkan alasnya hanya ditutupi tikar pemberian orang.
Tenda yang mereka huni seluas 2 x 3 meter persegi berdiri di pekarangan milik orang lain. Keduanya tinggal di Desa Adi Dharma, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Dari informasi yang didapat, pasutri tersebut bekerja serabutan dan mengandalkan sumbangan dari warga lain. Di dalam tenda hanya terdapat satu ruangan yang digunakan untuk semua aktivitas kedua pasutri lansia ini.
Advertisement
Dingin dan basah terpaksa mereka rasakan karena kondisi terpal yang berlubang termakan usia. Terlebih, kondisi Kakek Suud yang sakit dan tak bisa berjalan.
Baca Juga
"Saya sudah tidak punya tempat tinggal lagi. Bapak sakit, tidak bisa jalan, jadi saya yang cari uang," kata Nenek Tarmini, Selasa, 30 Januari 2018.
Dia mengaku tidak bisa meninggalkan tenda reyot dan suaminya lantaran komitmen mereka hidup bersama. Anak-anak Tarmini, sebut dia, sudah memiliki keluarga sendiri.
Dia mengaku tidak ingin mengganggu kebahagian sang anak yang sudah memiliki kehidupan sendiri. Oleh karena itu, Tarmini rela bekerja serabutan menggantikan posisi suaminya membanting tulang.
"Makan juga dari hasil panen kangkung di kebun sebelah. Ada juga yang dermawan kasih saya makan dan uang yang penting bisa hidup," ujar dia.
Â
Â
Â
Â
Cinta Usia Senja
Wakil Bupati Cirebon Selly A Gantina mengaku sudah berbicara kepada pasutri itu untuk direlokasi. Dia menggunakan segala cara agar pasutri tersebut mau diberikan pelayanan kesehatan oleh pemerintah.
"Pokoknya ini harus direlokasi dulu. Kami juga sudah menelusuri asal-usul pasutri ini ada di tempat tak layak huni," kata Selly usai merayu pasangan kakek nenek itu untuk direlokasi.
Dia mengatakan, hasil penelusuran Pemkab Cirebon, pasutri tersebut adalah janda dan duda yang bertemu dan merajut cinta di usia senja. Namun, kondisi yang tidak mendukung memaksa pasutri tersebut tak bisa hidup layak pada usia lanjut.
Pemkab Cirebon, kata dia, tengah berusaha menghubungi anak-anak dari Tarmini untuk dipertemukan kembali.
"Kata pemerintah desa di sini pasutri ini katanya sudah berulang kali dibujuk untuk pindah tapi tidak mau. Bahkan, anak-anak si Ibu Tarmini sering ke sini mengajak pulang tapi tetap tidak mau. Alhamdulillah sama saya mau," kata dia.
Dalam relokasi tersebut, Pemkab Cirebon membawa pasutri ke RS Arjawinangun untuk pemeriksaan kesehatan. Dia khawatir Kakek Suud terkena penyakit cikungunya lantaran tubuhnya selalu menggigil.
Pemkab Cirebon, ujar Selly, akan mengajak keluarga Tarmini bicara. Selly juga mengaku akan mempertemukan pasutri tersebut dengan anak-anak mereka.
"Kedua pasangan ini tidak punya identitas, tapi mereka punya anak dan keluarga atau cucu yang ada di Desa Kalisapu, Kabupaten Cirebon. Pemdes akan koordinasi dengan anak si ibu untuk menindaklanjuti langkah selanjutnya," ujar dia
Pemkab Cirebon, ujar Selly, akan meminta ketegasan anak Tarmini terkait keinginan mereka merawat orangtuanya sendiri. Jika Tarmini tidak ingin kembali kepada keluarga, Pemkab Cirebon siap menampung pasutri itu ke panti jompo, apalagi mereka tak bisa dipisahkan.
"Tapi tetap saja mereka berhak hidup layak dan yang penting tidak kembali lagi ke tempat ini," ujar Selly.
Advertisement
Minta Alquran dan Perlengkapan Salat
Di tengah kondisi yang serba kekurangan, komitmen Kakek Suud dan Nenek Tarmini untuk hidup bersama membuat Selly kagum.
"Bagi saya, ada pelajaran di luar kasatmata yang kita harus petik, yaitu menghargai privasi mereka. Makanya memang wajar banyak orang kesulitan merelokasi kondisi warga yang seperti ini," ujar dia.
Selly mengatakan, di tengah upayanya membawa pasutri ke rumah sakit, Nenek Tarmini meminta disiapkan Alquran, tasbih, dan mukena. Selly menyanggupi dan berjanji akan memenuhi permintaan Nenek Tarmini.
Menurut dia, di usia yang senja, pasutri ini hanya ingin hidup bahagia. Oleh karena itu, ia berjanji untuk menyediakan tempat tinggal pengganti yang lebih layak, termasuk memfasilitasinya untuk bertemu dengan keluarga.
"Kuncinya komunikasi baik dari hati ke hati dan mereka tidak akan ngamuk karena tidak bisa kembali ke tempat semula. Justru mereka butuh sentuhan," kata Selly.
Saksikan video pilihan berikut ini: