Sukses

Penelepon Misterius Terpidana Pembunuh Suporter SFC

Sebelum ditangkap polisi, terpidana kasus pembunuhan suporter SFC sempat ditelepon oleh seorang perempuan misterius yang mengajak bertemu.

Liputan6.com, Palembang - Kasus pembunuhan M. Alfaridzi (17), suporter SFC (Sriwijaya Football Club) yang menyeret nama Rian Nopriansyah alias Ucok sebagai terpidana terus mendapatkan perhatian para pecinta bola Indonesia.

Ucok ditangkap anggota Polresta Palembang pada Juli 2018. Penangkapannya terjadi usai insiden tawuran antar suporter SFC yang memakan korban pada Sabtu, 1 Juli 2018.

Menurut Ariadi Eko Niori alias Dugong (32), Ketua Umum Singamania, saat kejadian berlangsung, dia membenarkan Ucok sedang bekerja mengurus dekorasi resepsi pernikahan, di kawasan Sukabangun Palembang.

Dia pun kaget mendengar Ucok ditangkap dengan tuduhan membunuh korban saat insiden tawuran tersebut. Saat menjenguk di tahanan Polresta Palembang, Ucok menceritakan sebelum ditangkap, terpidana pembunuh suporter SFC ini sempat ditelepon seseorang.

"Dia ditelepon perempuan, lalu janjian di kawasan Jakabaring. Saat di jalan, Ucok langsung ditangkap polisi," katanya kepada Liputan6.com, Senin, 5 Februari 2018.

Ucok mengaku tidak mengenal perempuan yang meneleponnya tersebut. Terpidana pembunuh suporter SFC ini juga lupa siapa nama penelepon misterius tersebut.

Saat ditangkap anggota Polresta Palembang, Ucok mengaku dianiaya. Kedua kakinya ditembak dan mengakibatkan salah satu kakinya cacat permanen.

"Saya rasa ini adalah jebakan untuk menangkap dia saat di jalan. Padahal kami tahu, bukan dia pembunuh korban. Polisi yang menembak Ucok juga harus bertanggung jawab," ujar Dugong. 

2 dari 5 halaman

Kumpulkan Banyak Bukti

Dugong juga sering menjenguk Ucok yang sudah dipindahkan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Pakjo Palembang.

Terpidana pembunuh suporter SFC ini sering mengeluhkan kondisi kakinya. Saat ditembak oleh polisi, Ucok mengaku tidak pernah berusaha melarikan diri atau berontak.

"Dia mengaku polisi sengaja menembak saat dirinya bersikeras tidak mengakui tuduhan itu," ungkapnya.

Rekan-rekannya merasa iba dengan nasib Ucok. Terlebih terpidana pembunuh suporter SFC ini mempunyai dua orang yang masih kecil. Ditambah lagi, narapinada yang harus mendekam selama 8 tahun kini juga tidak bisa berjalan normal.

Penetapan Ucok sebagai terpidana pembunuh M.Alfaridzi juga, lanjutnya, bertentangan dengan pengakuan saksi dan bukti yang dihadirkan. Banyak saksi yang melihat Ucok berada di lokasi berbeda saat insiden tawuran maut itu berlangsung.

 

 

3 dari 5 halaman

Merasa Putus Asa

Salah satu bukti berupa foto Ucok sedang bekerja pun tak membuatnya lepas dari tuntutan.

Apalagi, empat tersangka lainnya yang turut terseret kasus ini, tidak ikutan dalam tawuran tersebut.

"Saksi kunci yang bersama korban juga mengakui kalau Ucok tidak ikut dalam kejadian itu. Tapi Ucok dan teman lainnya ikut terseret," ujarnya.

Dugong mengakui bahwa tulisan di kertas nasi bungkus memang benar ditulis Ucok saat di tahanan Polresta Palembang. Kertas nasi bungkus tersebut dititipkannya ke orangtua Ucok.

Ucok seakan putus asa karena harus menanggung kesalahan yang tidak dilakukannya. Terpidana pembunuh suporter SFC ini sering memikirkan istri dan anak-anaknya.

"Badannya semakin mengurus, kemarin sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang," ucapnya.

"Mungkin dia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, jadi dia menulis kejadian yang sebenarnya di kertas itu," ujarnya menambahkan.

 

 

4 dari 5 halaman

Suporter Setia SFC

Laskar Singamania pun berharapkan kasus ini bisa ditindaklanjuti sesuai prosedur. Aksi asal tangkap dan asal tembak pun sangat disayangkannya.

Curhatan Ucok juga sudah disampaikan ke Ketua DPD RI Hendri Zainuddin, yang pernah menjabat sebagai manager SFC.

Ketua DPD Sumsel Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini juga sudah menawarkan bantuan kuasa hukum untuk para terpidana.

Namun pihak keluarga Ucok tidak bisa menerima bantuan tersebut, karena sejak awal kasus ini, Ucok sudah didampingi pengacaranya. Ucok merupakan salah satu pentolan suporter Singamania yang cukup menonjol.

Dalam setiap pertandingan SFC di Stadion Sepak Bola Jakabaring Sport City (SFC), Ucok tak pernah absen mendukung tim Laskar Wong Kito. Terpidana pembunuh suporter SFC ini pun didapuk menjadi Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Singamania Sukabangun.

"Sekitar enam tahun sudah, Ucok aktif menjadi suporter Laskar Wong Kito. Selama ini tidak pernah ada masalah," katanya.

 

5 dari 5 halaman

Hubungan Antarsuporter

Aksi bentrok antarsuporter SFC biasanya ditengarai masalah pribadi. Suporter Sriwijaya Mania pun sering adu bentrok dengan Singamania.

Namun suporter yang bermasalah, sering mengajak suporter lainnya untuk menyelesaikan masalah dengan kontak fisik. "Padahal secara komunitas, kami tidak ada masalah apapun, hubungan kami bahkan baik-baik saja. Tapi masalah pribadi sering dikaitkan jadi masalah antar suporter," katanya.

Kendati korban merupakan suporter Sriwijaya Mania, hingga saat ini komunikasi mereka masih terjalin. Dia juga kerap mengingatkan anggota Singamania untuk bertindak tidak gegabah ketika menjadi suporter SFC.

"Kita selalu tanamkan untuk dukung SFC. Kalau mau bertindak kriminal, proses secara hukum, bukan untuk mendukung SFC," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini: