Liputan6.com, Solo - Top 3 berita hari ini, bus Gatotkaca merupakan bus yang telah disulap menjadi ruang rapat. Selain untuk kebutuhan meeting, bus ini nantinya bisa dimanfaatkan warga Solo, Jawa Tengah, untuk berwisata.
Namun, baru beberapa saat diresmikan, bus berfasilitas mewah ini menabrak pohon usai dikemudikan oleh Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Akibatnya, kaca bus bagian kanan pecah.
Advertisement
Baca Juga
Hadi mengaku lupa, jika bodi bus berukuran panjang. Jadi saat setir dibanting ke kanan, tabrakan dengan sebuah pohon di halaman Balai Kota Solo pun tak terhindarkan. Akibat insiden itu, Hadi kapok sopiri bus Gatotkaca lagi.
Apa yang ada di benak Anda jika mendengar kata maling? Sudah pasti terlintas, seseorang yang mencuri barang milik orang lain. Namun, bagaimana jika kata itu disematkan pada nama sebuah pasar?
Ya, Pasar Maling Wonokromo. Pasar ini terletak di selatan Stasiun Kereta Api Wonokromo atau di timur Darmo Trade Center (DTC), Kota Surabaya, Jawa Timur.
Lantas, kenapa pasar ini diberi nama maling? Karena dulunya Pasar Wonokromo merupakan tempat pelarian buronan polisi. Tapi, itu bukan berarti barang-barang yang dijual bukan hasil curian atau tindak kejahatan.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:Â
1. Disopiri Wali Kota Solo, Bus Gatotkaca Tabrak Pohon
Peresmian bus yang diberi nama Gatotkaca itu ditandai dengan potong tumpeng, penyiraman air, dan pecah kendi. Setelah itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo ,didampingi wakilnya, Achmad Purnomo, langsung masuk ke dalam bus.Â
Hanya saja, Wali Kota Solo terlihat tergesa-gesa saat mengemudikan bus yang memiliki panjang 13 meter dan lebar 2,5 meter. Ketika bus berbelok ke kanan malah menabrak pohon, sehingga kaca bagian kanan pecah dan menyangkut di pohon.
Rudy mengaku lupa apabila bus yang dikemudikannya memiliki ukuran yang sangat panjang. Selain itu, ia juga menyalahkan sopir Bus Gatotkaca yang mendampingi saat mengemudikannya karena aba-aba yang disampaikan salah.
2. Menelusuri Asal Mula Pasar Maling Wonokromo
Begitu mendengar nama pasar maling, tentu terpikirkan sebuah pasar yang menjual barang-barang curian. Namun, tidak dengan Pasar Maling Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur.
Pasar yang berada di Jalan Wonokromo, tepatnya di selatan Stasiun Kereta Api Wonokromo atau di timur Darmo Trade Center (DTC) Wonokromo ini menjual barang bekas dan baru.
Sejarah seputar pasar maling, JawaPos.com dapat dari Sadeli (52), salah satu anggota keamanan tempat tersebut. Pasar Wonokromo merupakan tempat pelarian buronan polisi atau pelaku kejahatan lainnya. Baik dari Surabaya, maupun kota lain.
Kondisi pasar yang kumuh dimanfaatkan untuk tempat bersembunyi dan polisi enggan blusukan karena kotor. Apakah itu artinya, barang-barang yang dijual di Pasar Wonokromo merupakan hasil curian?
3. Kematian Tragis Olina, Si Penderita Gangguan Jiwa
Olina Doga, perempuan 34 tahun tewas dikeroyok keluarganya sendiri. Pemukulan dengan kayu dan pengeroyokan yang dilakukan terhadap Olina bukan tanpa alasan.Â
Olina yang menderita gangguan jiwa, secara membabi buta menyerang dan menikam empat orang, hingga dua di antaranya meninggal di tempat. Keduanya ditikam oleh pelaku saat sedang tidur di honai perempuan yang terletak di Kampung Umpagalo, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Fasilitas bagi penderita gangguan jiwa di Papua, sangat minim. Sampai saat ini, baru ada satu rumah sakit jiwa, untuk melayani 28 kabupaten dan satu kota di Provinsi Papua.
Saksikan video pilihan di bawah ini: