Sukses

Ancaman Banjir, Warga Cirebon dan Indramayu Tak Enak Tidur

Hujan deras, sungai meluap. Banjir melanda permukiman warga di Cirebon dan Indramayu. Warga khawatir banjir susulan.

Liputan6.com, Cirebon - Puncak musim hujan yang terjadi pada bulan Februari ini membuat sejumlah warga Pantura, Jawa Barat, khawatir. Hujan deras yang melanda pantura Jawa Barat membuat sejumlah permukiman warga tergenang air. Seperti yang terjadi di kawasan Blok Kauman, Desa Gamel, Kecamatan Plered dan Blok Karangrame, Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.

Warga harus mengungsi dan mengamankan barang berharga akibat hujan deras yang turun pada Selasa (6/2/2018). Air mulai masuk permukiman dan merendam rumah warga sejak pukul 16.00 WIB.

Banjir yang terjadi pada dua desa ini disebabkan meluapnya Sungai Sibad yang melintasi dua desa tersebut. Pantauan di lokasi, pada pukul 16.00 WIB, ketinggian air bervariasi, bahkan ada yang mencapai hingga satu meter.

Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mendatangi lokasi dan melakukan pendataan. Salah seorang korban banjir, Kusdori (58), mengatakan banjir mulai merendam rumahnya beberapa jam setelah hujan turun pada Selasa siang.

Rumah Kusdori sendiri berhadapan langsung dengan Sungai Anji, sehingga air dengan mudah masuk kerumah Kusdori. Kusdori terpaksa memasang papan di depan pintu rumah untuk menghambat aliran air yang masuk ke rumahnya.

"Dari jam empat sore air sudah masuk, hujan deras tadi siang, air di sungai mulai naik dan akhirnya masuk sampai rumah," kata Kusdori.

Kusdori mengatakan, banjir yang terjadi pada hari ini merupakan banjir keempat sepanjang tahun 2018. Meski terbilang tidak parah, banjir yang terjadi saat ini membuat ia dan keluarganya tidak bisa tidur nyenyak lantaran khawatir terjadi banjir susulan.

"Yang paling parah itu tahun 2014, sampai 13 kali banjir. Sekarang belum tahu, tapi tadi sore air setinggi dada orang dewasa," katanya.

Di Desa Sarabau, banjir juga merendam puluhan rumah warga. Banjir juga terjadi akibat aliran sungai Sibad yang meluap.

Di sepanjang jalan Desa Wotgali menuju Desa Gamel, banjir juga mulai menggenangi jalan meskipun ketinggian air hanya berkisar 10-20 sentimeter.

2 dari 2 halaman

875 Rumah di Indramayu Terendam

Banjir juga menerjang lima desa di Kabupaten Indramayu pada Senin (5/2/2018) lalu. Dari catatan BPBD setempat, banjir telah merendam 875 rumah. Bantuan logistik sudah dikirim ke titik lokasi banjir.

Adapun lima desa yang dilanda banjir itu, yakni Desa Sukahaji, Bugel, Limpas, Patrol dan Arjasari Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu. Tercatat sebanyak 1.093 kepala keluarga terdampak banjir.

"Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Indramayu, Dadang.

Dadang menyebutkan, ketinggian banjir yang merendam rumah warga itu bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga satu meter. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Panggang Welut yang merupakan anak Sungai Cimanuk.

Banjir di Indramayu bermula setelah hujan lebat mengguyur sejak Sabtu (3/2/2018) lalu.

Dadang mengatakan, warga yang terdampak banjir sebagian besar memilih bertahan di rumah. Namun, BPBD Indramayu tetap mendirikan posko bantuan dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga korban banjir.

Dia mengatakan, stok bahan pangan untuk warga korban banjir masih aman untuk dua hari ke depan.

"Untuk stok ke depan, BPBD masih menunggu instruksi lanjutan," kata dia.

Namun demikian, kata dia, banjir yang melanda wilayah Kecamatan Patrol mulai surut, Selasa (6/2/2018) sore tadi. Warga pun disibukkan dengan aktivitas membersihkan rumah dan perabot milik mereka yang sempat terendam banjir.

"Semoga banjir tidak terjadi lagi," kata seorang warga Desa Limpas, Jajo.

Â