Liputan6.com, Jambi - Kecelakaan di lokasi penambangan emas liar di Jambi kembali terulang. Kali ini dua orang penambang menjadi korban. Lokasinya berada di Desa Sungai Kapas, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin. Kabupaten di bagian barat Jambi ini memang dikenal paling banyak terdapat lokasi penambangan emas liar.
Berdasarkan informasi warga, peristiwa nahas tersebut menimpa Bambang (30) dan M Nur (22). Keduanya sama-sama warga Desa Sungai Kapas. "Informasinya peristiwa itu terjadi pada Rabu, 7 Februari 2018 kemarin," ujar Bujang, salah seorang warga Bangko, ibu kota Kabupaten Merangin saat dihubungi Jumat (9/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan cerita warga, kejadian bermula Rabu pagi sekitar pukul 08.15 WIB. Saat itu, Bambang dan M. Nur tengah berada di sebuah lubang penambangan emas sedalam kurang lebih 10 meter.
Seperti biasa, saat pagi hari, aktivitas pertama para penambang adalah mencari butiran emas dengan cara masuk ke dalam lobang tambang. Salah satu caranya adalah menyemprot tanah galian menggunakan air dengan mesin pendorong.
Nahas, saat kedua korban menyemprot tanah di dalam lubang tambang itu, diduga tanah keropos dan bergerak. Tak ayal, tanah yang keropos kemudian longsor dan menimbun kedua penambang itu.
Mirisnya, kejadian tersebut baru diketahui sekitar dua jam setelahnya oleh seorang warga. Warga pun melaporkan kejadian tersebut kepada keluarga korban yang langsung mencoba melakukan evakuasi.
Meski sempat mendapatkan perawatan medis, nyawa Bambang dan M Nur tak tertolong. Keduanya diduga meninggal dunia di lokasi kejadian.
Hal ini juga dibenarkan Kapolres Merangin, AKBP I Kade Utama Wijaya melalui Paur Humas Ipda Echo Sitorus. "Betul ada peristiwa itu (penambang tertimbun longsor) dan meninggal dunia. Kedua korban sudah dimakamkan," ujar Echo.
Meski sudah dimakamkan, Echo mengatakan, peristiwa tersebut tengah dilakukan penyelidikan dan pendalaman oleh kepolisian setempat.
Â
Kejadian Berulang
Peristiwa yang menimpa sejumlah penambang emas liar di Jambi seolah tak pernah berhenti. Apalagi di Kabupaten Merangin. Daerah ini menjadi wilayah yang paling banyak memakan 'tumbal' aktivitas penambang emas liar di Jambi. Sejak Januari hingga awal Februari 2018 ini, tercatat sudah ada lima penambang emas liar meninggal dunia di Merangin.
Sebelum meninggalnya Bambang dan M. Nur, tiga orang penambang dilaporkan meninggal di lokasi penambangan emas. Peristiwa itu bahkan terjadi tepat pada hari pertama 2018 atau pada Senin, 1 Januari 2018 lalu.
Tragedi memilukan itu terjadi di Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin. Sementara korbannya adalah Romadhon (47), Mubaroq (35) dan Hendra (35). Ketiganya adalah warga Kecamatan Siau dan Kecamatan Renah Pembarap.
Berdasarkan informasi, berawal saat Senin siang sekitar pukul 13.00 WIB, Hendra dan Romadhon tengah berada di sebuah lubang tambang dengan kedalaman sekitar 70 meter. Sementara Mubaroq menunggu di bibir lubang tambang. Diduga, Hendra dan Romadhon yang berada di dalam terpapar asap yang berasal dari mesin genset yang biasa digunakan untuk menyedot material tanah yang terkandung emas.
Merasa aneh dan curiga, Mubaroq yang berada di luar mencoba masuk untuk melihat kondisi kedua rekannya itu. Nahas, bukannya berhasil menolong, justru Mubaroq ikut terpapar asap genset.
Ketiganya baru berhasil dievakuasi pada Senin sore hari setelah warga terlebih dahulu mematikan mesin genset yang hidup. Sayang nyawa ketiga korban tidak bisa tertolong, mereka dinyatakan meninggal dunia setelah berhasil dievakuasi dari dalam lubang tambang.
Â
Advertisement
Deretan Tumbal Penambangan Emas Liar
Jauh sebelum kejadian di Kecamatan Bangko dan Renah Pembarap itu, para korban penambangan emas liar di Jambi sudah banyak berjatuhan.
Sabtu, 8 April 2017 lalu, seorang penambang bernama Azrain (45), warga Desa Kasiro, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, ditemukan tewas. Padahal, korban baru enam hari bekerja sebagai penambang emas di daerah itu.
Azrain diketahui tewas hidup-hidup karena tertimbun longsoran tanah saat berada di sebuah lubang tambang. Ada korban lain, tapi beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada 1 April 2017, seorang penambang asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah, bernama Warsun (40) dilaporkan tewas di sebuah lokasi penambangan emas yang berada di Desa Rantau Gedang, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun.
Dari keterangan warga, Warsun tewas usai terpeleset ke dalam lubang tambang yang berisi air dalam. Nahas, saat terjebur ke dalam air, ia tidak bisa berenang hingga tewas tenggelam.
Pada 15 Februari 2017, korban lain bernama Samoel (45) juga meninggal dunia di lokasi penambangan emas liar. Warga Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi, ini tewas saat mencari emas dengan cara menyelam di sungai.
Siang hari sekitar pukul 13.00 WIB, ia ditemukan tewas di dasar sungai karena terjepit bongkahan batu.
Kabupaten Merangin dan Sarolangun adalah dua daerah yang bersebelahan. Dua kabupaten ini dikenal sebagai "lumbung" emas di Provinsi Jambi.
Selain di Kabupaten Merangin dan Sarolangun, lokasi penambangan emas liar juga marak di Kabupaten Bungo dan Tebo.
Para korban meninggal dunia itu makin menambah deretan tumbal penambangan emas liar di Provinsi Jambi. Kejadian paling heboh adalah meninggalnya 11 penambang liar di Merangin pada akhir 2016 lalu. Pemprov Jambi mencatat, sepanjang 2016 saja sudah ada 22 korban meninggal dunia akibat penambangan emas liar.