Sukses

Bank Riau Kepri Syariah Satukan 2 Provinsi Serumpun

Para pemegang saham menyetujui pembentukkan Bank Riau Kepri Syariah akan berpusat di Tanjung Pinang, Ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tahun ini.

Pekanbaru - Pemegang saham Bank Riau Kepri (BRK) akhirnya menyetujui pengesahan pembentkkan Bank Riau Kepri Syariah dalam Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB), berlangsung mulai Jumat sore, 9 Februari hingga Sabtu dini hari, 10 Februari 2018, di Menara Gedung Dang Merdu, Jalan Sudirman, Pekanbaru.

Pengesahan Bank Riau Kepri Syariah ini sudah direncanakan oleh Bank Riau Kepri dibawah kepemimpinan Direktur Utama, Irvandi Gustari, sejak 2017 silam, pada RUPS-LB, medio Februari.

"Alhamdulillah, para pemegang saham menyetujui dan menetapkan pengesahan spin off Syariah. Selain itu, RUPS-LB juga menyepakati namanya menjadi Bank Riau Kepri Syariah dengan berkantor di Kota Tanjung Pinang, ibukota Provinsi Kepulauan Riau," kata Irvandi Gustari kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu, 10 Februari 2018.

Dalam berbagai kesempatan, pemisahan Bank Riau Kepri sejak setahun terakhir, 2017, didengang-dengungkan oleh bank kebanggaan masyarakat Riau dan Kepulauan Riau tersebut.

Irvandi mengakui, spin off BRK tersebut memiliki makna tersendiri bagi dua provinsi bersaudara tersebut. Maknanya, Bank Riau Kepri Syariah menjadi penyatu sejak berpisah secara administrasi pada 2003 silam.

"Dengan ini, Bank Riau Kepri menjadi penyatu dua provinsi serumpun tersebut. Ini akan terwujud tahun 2018, kantor Pusat Bank Riau Kepri Syariah di Kepulauan Riau, sedangkan Bank Riau Kepri Konvensional di Pekanbaru, Riau daratan," kata anak Wali Kota Pekanbaru 1981-1986, Ibrahim Arsyad tersebut.

Spin Off Syariah ini sangat beralasan. Pasalnya, selain menyetujui pengesahan Bank Riau Kepri Spin Off Syariah, RUPS dan RUPS-LB 2018 juga mencetak berbagai prestasi di tengah lesu dan melemahnya ekonomi nasional serta regional Sumatera.

 

Baca berita menarik lain di Riauonline.co.id.

2 dari 2 halaman

Kinerja Kinclong Bank Riau Kepri

Bank ini membukukan laba tahun buku 2017 sejumlah Rp 454.395 miliar dengan menumbuhkan asset dari Rp 21,22 T akhir 2016 menjadi Rp 25,492 T di akhir 2017 atau tumbuh Rp 4,3 T.

Secara menyeluruh, tutur Irvandi, kendati ekonomi di Regional Sumatera pada Triwulan III lebih rendah tumbuhnya, 4.34 persen dibandingkan tumbuhnya ekonomi Indonesia 5.06 persen, ditambah lagi pada triwulan tersebut pertumbuhan ekonomi di Riau 2.85 persen dan Kepri 2.41 persen.

"Dengan hasil kerja keras seluruh insan Bank Riau Kepri diperoleh laba Rp 454.395 miliar tahun buku 2017. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya, Rp 452.9 miliar," kata doktor ekonomi ini.

Laba BRK tumbuh 0.34 persen, itu jauh lebih baik dibandingkan kondisi perbankan nasional, terutama Buku II dengan pertumbuhan laba minus 14.92 persen di 2017.

Ia menjelaskan, kredit BRK selama setahun lalu, tumbuh 3.06 persen dari Rp 15.088 T menjadi Rp 15.546 T. "Prestasi pertumbuhan kredit diraih bank ini jauh lebih baik dibandingkan bank-bank di buku II secara nasional, minus 8.92 persen," jelasnya.

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) diraih bank kebanggaan masyarakat Riau dan Kepri ini akhir 2017 tumbuh 37.11 persen atau senilai dengan Rp 12.049 T akhir 2016 menjadi Rp 16.520 T, pada 2017.

Acara tahunan ini dibuka dan dihadiri Wakil Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim dan Gubernur Kepulauan Riau diwakili Sekretaris Daerah Kepulauan Riau, Dr HTS Arif Fadila, serta 19 Bupati dan Wali Kota dari dua provinsi, Riau dan Kepri.

Dari Bank Riau Kepri hadir Komisaris Utama H.R. Mambang Mit, Komisaris A. Rivaie Rachman beserta Taufiqurrahman, Direktur Utama DR. Irvandi Gustari, Direktur Operasional Denny Mulia Akbar dan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko Eka Afriadi.