Liputan6.com, Batam - Sorot matanya tiba-tiba liar dan tampak beringas kala mencium sesuatu. Ia tiba-tiba menggonggong dan mencakar yang langsung ditenangkan petugas. Begitulah sebagian aksi dari Andro, seekor anjing pelacak yang berhasil menemukan narkoba jenis sabu seberat satu ton di atas Kapal Sunrise Glory .
Awalnya petugas TNI AL cukup kesulitan usai menangkap Kapal Sunrise Glory yang diduga mengangkut barang haram itu. Tak hilang akal, Andro yang dikenal lihai dalam mengendus jenis narkoba ini diturunkan membantu petugas.
Baca Juga
Benar saja, anjing jantan berwarna kuning kecoklatan ini berhasil menemukan 1 ton lebih sabu di atas KM Sunrise Glory. Barang haram itu ditemukan Andro saat mengendus sesuatu di atas tumpukan karung beras yang berada di area ruang makanan dalam kapal.
Advertisement
Kasi Humas Pelayanan Bea dan Cukai Batam, Frans Depari mengatakan, selama ini Andro bertugas sebagai anjing pelacak di Kantor Bea dan Cukai Batam. Anjing jenis Amdor berumur 4 tahun ini memang dikenal jago melacak berbagai barang haram, khususnya narkoba.
"Waktu diturunkan ia (Andro) tidak bersama pawangnya karena ada tugas lain," ujar Frans kepada Liputan6.com, Sabtu sore, 10 Februari 2018.
Â
Sempat Mabuk
Menurut Frans, akibat saking banyaknya mengendus sabu di KM Sunrise Glory, badan Andro sempat lemas dan limbung karena mabuk. Karenanya, ia akan diistirahatkan sementara. Sebab, proses pelacakan masih akan berlanjut. Mengingat ada dugaan, masih banyak sabu yang belum terlacak oleh Andro di kapal Sunrise Glory.
Sementara Andro beristirahat, petugas akan menugaskan anjing pelacak lain yakni Dilla. Ia adalah anjing betina dengan warna dan ras yang sama dengan Andro.
Perbedaan khas dari dua anjing pelajak itu adalah dalam menemukan targetnya. "Andro mencakar ke bawah, sementara Dilla saat mencium target langsung duduk sembari menggerakan ekornya," imbuh Frans.
Â
Advertisement
Sabu Dikirim ke Australia
Narkoba jenis sabu seberat satu ton yang diamankan TNI AL di Selat Phillips rencananya akan dibawa ke Australia. Ini berdasarkan pengakuan empat tersangka anak buah kapal Sunrise Glory.
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman mengatakan, selain Australia kemungkinan barang haram itu juga akan diedarkan di wilayah selatan Indonesia.
"Karena beberapa kali Angkatan Laut RI menangkap (kapal pembawa narkoba) di Lampung, Pelabuhan Ratu dan beberapa tempat lainnya," katanya di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu, 10 Februari 2018, sebagaimana dilansir Antara.
Sabu itu ditemukan di KM Sunrise Glory dan dibawa empat orang anak buah kapal warga negara Taiwan berinisial berinisial Alf, Aca, Cch, dan Cct. Menurut dia, dari berbagai operasi TNI AL, penangkapan kapal pembawa sabu itu merupakan yang paling besar karena beratnya lebih dari 1 ton.
Wakasal mengatakan pihaknya pernah menangkap kapal penyelundup 20 senjata api dan narkoba di Jakarat saat dia menjadi Panglima Armada Barat (Pangarmabar) pada 2015.
Bahkan, karena terlalu banyaknya, pencarian barang haram itu sempat dihentikan karena anjing pelacak jenis K-9 milik Bea dan Cukai Kota Batam lemas setelah mengendus sabu dalam jumlah yang banyak.
"Tadi kata Bea Cukai anjing pelacaknya 'fly' setelah mencium sabu-sabu satu ton lebih. Setelah segar, kita akan cari lagi," katanya.
KRI Sigurot menangkap Kapal Sunrise Glory di Perairan Selat Philips, dengan koordinat 01.08.722 U/103.48.022 T karena melintas di luar TSS dan masuk perairan Indonesia dengan mengibarkan bendera Singapura.