Sukses

Polisi Penembak Penyerang Gereja Santa Lidwina Pernah Lumpuhkan Perampok

Hadiah itu merupakan penghargaan kedua yang diterima polisi penembak penyerang Gereja Santa Lidwina di Sleman Yogyakarta. Atasannya menyiapkan kejutan lain.

Liputan6.com, Yogyakarta - Aiptu Al Munir, anggota Polsek Gamping Sleman yang menembak penyerang Gereja Santa Lidwina Bedog, Jalan Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY, mendapatkan penghargaan langsung dari Kapolda DIY Ahmad Dofiri di Mapolda DIY tadi pagi, Rabu (14/2/2018).

Munir mendapatkan penghargaan berupa pin prestasi dan piagam bersama dengan Iptu Pujiono, Aiptu Prastyanto Julnaidi, dan Brigadir Erwin Riza yang saat itu mengamankan lokasi penyerangan gereja itu.

"Saya terima kasih ke Kapolda, Kapolri, Kapolres Sleman, dan jajarannya. Saya dapat penghargaan pin dan piagam," ujar Munir usai prosesi penghargaan di Mapolda.

Munir mengaku bangga dengan penghargaan yang diberikan oleh Kapolda DIY. Penghargaan itu sangat dihargainya bersama dengan tiga anggota polisi lainnya.

"Kebanggaan tersendiri kita bisa berprestasi," katanya.

Munir mengaku penghargaan itu merupakan kali kedua yang diperolehnya. Sebelumnya, ia mendapatkan piagam pada 2008 lalu dari Polres Sukabumi.

"Waktu itu piagam saja, saya melumpuhkan perampokan kasus 365," katanya.

 

 

 

2 dari 3 halaman

Hadiah Kejutan

Kapolda DIY Ahmad Dofiri mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada anggota polisi yang bertugas mengamankan penyerang di Gereja Santa Lidwina Bedog Sleman.

"Kemarin dia melakukan tindakan kepolisian yang terukur dan melumpuhkan pelaku walaupun dalam kondisi terukur," katanya.

Dofiri mengatakan piagam ini diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada anggota polisi yang berprestasi. Pihaknya juga akan memberikan penghargaan lain, selain pin dan piagam.

"Nanti ada lain, kami coba rencanakan," katanya.

Dhofiri juga menyampaikan penyerang Gereja Santa Lidwina telah dipindahkan ke Jakarta untuk diperiksa lebih mendalam oleh Densus 88.

"Semalam jam setengah sembilan sudah dibawa ke Jakarta untuk dilakukan penanganan yang lebih mendalam," katanya, dilansir Antara.

Menurut Dhofiri, sebelumnya tim penyidik Polda DIY telah mendapatkan keterangan yang cukup dari penyerang gereja bernama Suliyono itu. Namun, masih perlu didalami lagi oleh tim Densus 88.

"Terkait motifnya seperti apa saya belum bisa menjelaskan karena masih butuh pendalaman. Tentunya yang melakukan pendalaman lebih lanjut adalah Densus 88," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Pernah Nyantri

Karena lokus peristiwa berada di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk proses persidangan belum diketahui apakah dilakukan di daerah setempat atau di Jakarta.

"Untuk persidangan nanti apakah di Sleman atau di mana nanti kami masih menunggu pengajuan berkasnya," ucapnya.

Sementara, Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yulianto mengatakan untuk menelusuri berbagai kegiatan Suliono sebelum penyerangan, tim penyidik Polda DIY telah memeriksa 15 orang saksi. Sejumlah saksi itu terdiri atas masyarakat sekitar gereja dan beberapa orang yang mengenal pelaku.

"Sesuai keterangan saksi pelaku sebelumnya pernah belajar di pesantren di Magelang satu tahun," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: