Sukses

Curhat Koniti pada Ibunda Sebelum Dibunuh Suami Saat Tidur

Ada persoalan uang Rp 6,5 juta sebelum pembunuhan istri dan mutilasi bayi oleh pria Brebes terjadi.

Liputan6.com, Brebes - Duriah (55) kini hanya bisa merenung setelah putrinya, Koniti, dan cucunya tewas dibunuh suaminya sendiri, Tarmuji (35). Tarmuji tega membunuh istri dan memutilasi bayi yang baru berusia 14 bulan.

"Saya nggak nyangka dia (pelaku) tega melakukan perbuatan keji seperti itu. Benar-benar tidak manusiawi sekali dan tak punya otak," ucap Duriah saat ditemui di lokasi, Selasa, 13 Februari 2018.

Ia hanya bisa pasrah melihat anak dan cucunya tewas dalam kondisi mengenaskan. Sebelum pembunuhan terjadi, ia sempat bertemu dan mendengar cerita keluh kesah dari anaknya.

"Dia kesal dengan ulah suaminya yang tak memberi nafkah yang cukup. Kemarin katanya baru dapat uang Rp 6,5 juta, tapi anak saya cuma dikasih Rp 800 ribu. Dari situlah awal mula percekcokan dimulai," katanya.

Tarmuji diketahui merupakan duda beranak dua sebelum menikah dengan korban yang juga janda beranak satu.

"Sebenarnya mereka berdua ini dulu mau pisahan, ya itu tadi karena sering bertengkar terkait persoalan ekonomi," ucap Duriah.

Tarmuji sehari-hari bekerja sebagai buruh tani siram tanaman bawang merah di desanya. Sedangkan, Koniti hanya mengurus rumah tangga di rumah. Dalam pernikahan kedua, mereka dikaruniai satu anak laki-laki yang dinamai Dimas.

"Sebenarnya saya nggak setuju anak saya menikah dengan dia (pelaku). Tapi ya sudah nasib berkata lain," jelasnya.

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Jarang Bicara

Tarmuji dikenal sebagai sosok pendiam dan tak banyak bicara. Ia menyebut, pelaku juga jarang sekali berkumpul dengan warga lainnya saat di luar rumah.

"Paling kalau ketemu di luar hanya tegur sapa seperti biasa," kata dia di lokasi kejadian.

Meski begitu, Suhemin (40), tetangga sebelah rumah korban di Desa Luwungragi RT 001/RW 002, Kecamatan Bulakamba, menyebut tetangga dan istrinya sering terdengar cekcok.

"Memang pernah beberapa kali pelaku dan istrinya cekcok di rumah. Tapi soal apa, saya nggak tahu," ucap Suhemin.

Informasi yang berhasil dihimpun Liputan6.com, korban Koniti (35) kali pertama ditemukan oleh anak pertamanya Dwi Anjeli (11) saat hendak berangkat sekolah sekitar pukul 06.30 WIB, kemarin.

Ia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa bersimbah darah dengan posisi terlentang di atas ranjang rumahnya. Ia memiliki luka robek di dahi. Diduga, Koniti dibunuh dengan cara dipukul menggunakan cobek saat tertidur pulas, sekitar pukul 02.00 WIB, hingga akhirnya cobek terbelah dua.

3 dari 3 halaman

Bayi Ikut Jadi Korban

Selain Koniti, warga menemukan jasad bayi mungil setelah hampir tiga jam berselang. Kondisi jasad bayi itu sangat mengenaskan karena dimutilasi oleh ayah kandungnya sendiri.

Kepala dan tubuhnya terpisah menjadi dua bagian. Kemudian jasadnya dibuang di comberan yang berada di belakang rumah korban.

"Saya masuk rumah, saya kira ibu masih tidur tertutup bantal, setelah saya buka ternyata ibu meninggal," ucap Anjeli sembari menangis di hadapan jasad ibundanya.

Seketika, Anjeli keluar dan berteriak memanggil tetangganya. Tetangganya Sutikno (44) langsung mendatangi rumah tersebut.

"Betul, saya langsung lari masuk rumahnya dan ia sudah meninggal dunia dengan luka di pelipis," ucap Sutikno.

Warga kemudian berbondong-bondong datang. Bahkan, sang nenek jatuh pingsan saat mengetahui anak dan cucunya tewas dengan kondisi mengenaskan. Tangisan dan teriakan sejumlah warga semakin menambah rasa duka mendalam.

Sejumlah warga yang tak terima mengejar pelaku hingga ke Mapolsek Bulakamba. Beruntung, ia telah diamankan dan dibawa ke Mapolres Brebes lebih dulu.

"Kita nggak terima kenapa dia (pelaku) begitu kejam membunuh istri dan anak bayinya. Semoga pelaku dihukum semaksimal mungkin atau seberat-beratnya," ucap Sunarto (50), tetangga korban.

Saksikan video pilihan berikut ini: