Liputan6.com, Aceh Timur - Buaya yang ditangkap warga di Kuala Malehan, Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Arakundo, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, pada Selasa, 13 Februari 2018, ditaksir berusia 70 tahun.
Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Lhokseumawe BKSDA Aceh, Dedi Irvansyah, setelah diperiksa, seekor buaya muara tersebut diketahui berjenis kelamin betina. Reptil amfibi ini berbobot 600 kilogram dengan panjang tubuh 4,8 meter serta lebar badan 60 centimeter.
"Umur buaya tersebut diperkirakan sekitar 70 tahun. Hal itu dikarenakan giginya yang sudah rontok," ucap Dedi, Selasa malam, 13 Februari 2018, dilansir Antara.
Advertisement
Baca Juga
Hingga Rabu (14/2/2018) dini hari, buaya itu masih menjadi tontonan warga dan belum direlokasi ke tempat lain. BKSDA akan menitipkan buaya tua itu ke Taman Hutan Langsa, Kota Langsa, Provinsi Aceh.
"Buaya masih di lokasi dan terlihat sehat serta aman. Antusias warga untuk melihatnya masih tinggi dan rencananya untuk penanganan selanjutnya akan dititipkan di Taman Hutan Langsa," terang Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Lhokseumawe BKSDA Aceh.
Sejumlah warga menangkap seekor buaya ukuran besar tersebut dari Kuala Malehan, terusan Sungai Arakundo, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, kemarin.
Menurut Kapolsek Simpang Ulim, Iptu Dasril, berdasarkan keterangan dari warga, selama ini buaya dimaksud sering muncul di permukaan sungai. Alhasil, banyak nelayan takut beraktivitas di sungai itu.
Buaya Panjang 5 Meter Mondar-mandir di Pantai Sawang Aceh Utara
Sementara di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, beredar informasi tentang adanya penampakan buaya di Pantai Sawang, Kecamatan Samudera. Polisi pun mengimbau warga untuk mewaspadainya.
Kapolres Lhokseumawe AKBP, Hendri Budiman melalui Kapolsek Samudra Ipda Bakhtiar mengatakan, polisi menerima informasi dari warga bahwa di pesisir pantai di Gampong (desa) Sawang, terlihat seekor buaya. Reptil ini diperkirakan ukurannya sepanjang lima meter.
"Informasi yang disampaikan oleh warga kepada kita bahwa terlihat adanya buaya di Pantai Sawang, sejak tiga hari lalu dengan ukuran yang diperkirakan sepanjang lima meter," ucap Kapolsek Samudra, dikutip dari Antara, Senin, 12 Februari 2018.
Mendapat informasi tersebut, polisi langsung mendatangi lokasi dan menghimpun informasi dari warga setempat tentang keberadaan buaya sebagaimana yang dilihat oleh warga. Polisi kemudian meminta kepada warga untuk selalu waspada agar tidak menjadi korban.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, polisi bersama unsur Muspika setempat segera berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Terutama untuk mengambil tindakan atau langkah langkah-langkah pencegahan.
Pada Selasa, 6 Februari 2018, seekor buaya juga muncul di kawasan aliran Krueng Peudada. Tepatnya, sekitar Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Peudada, Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh. Serta pada pertengahan November 2017, warga juga dihebohkan dengan kemunculan buaya di aliran Krueng Geukuh, Aceh Utara.
Advertisement
Siasat Nelayan Menjebak Buaya yang Sering Mengacak-acak Tambak
Buaya besar berukuran kurang lebih 5 meter yang akhir-akhir ini sering meneror warga di Desa Motinelo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, akhirnya tertangkap. Buaya itu disebut-sebut kerap memakan ternak warga, bahkan ikan, di tambak.
Warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan itu kesal, sehingga bekerja sama untuk menangkap buaya itu. Mereka rutin berkumpul untuk menyusun siasat bagaimana menangkap buaya yang dianggap meresahkan itu.
Hanya bermodal seutas tali dan tongkat, warga bersembunyi menunggu buaya itu keluar dari sarangnya. Hingga akhirnya suatu malam, buaya itu tertangkap saat mengacak-acak tambak milik Halid, salah satu warga setempat.
"Kami semua memang sudah siap menangkap buaya tersebut," ujar Halid, kepada Liputan6.com.
Warga awalnya memang takut, tetapi karena ulah buaya itu sudah di luar batas, warga akhirnya berani. Halid dan warga lainnya resah karena buaya itu akan menyerang warga jika ternak dan ikan di tambak milik warga telah habis.
"Kami khawatir jika kehabisan makanan akan menyerang warga, terutama anak-anak," katanya.
Tambak Dikeringkan
Para nelayan yang sudah kadung kesal, akhirnya memberanikan diri untuk menangkap hewan reptil itu, manakala terlihat keluar dari muara dan masuk ke areal tambak ikan. Dengan bermodalkan beberapa utas tali, para nelayan menjebak buaya tersebut dengan cara mengeringkan air tambak.
Saat buaya tak bergerak di areal tambak karena tak ada air, dua orang nelayan sukses menjeratnya dengan tali dan berhasil menangkapnya.
"Awalnya kami takut menangkapnya, apalagi buayanya berukuran besar. Cuma karena ini hewan berbahaya dan buas kami beranikan diri untuk menangkap. Jangan sampai ada korban," kata Malik Ipetu, salah satu warga yang juga ikut menangkap buaya.
Ia menyebutkan bahwa keberadaan buaya muara itu memang telah diketahui sejak limatahun terakhir namun warga selalu gagal untuk menangkapnya. Selama itu juga, para petambak kerap mengalami kerugian karena ikan bandeng peliharaannya jadi mangsa buaya di malam hari.
Saat ini, buaya itu telah diamankan di salah satu kandang milik warga dan menjadi tontonan warga lain yang penasaran dengan ukuran buaya tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement