Liputan6.com, Manado - Suasana kelam dan keprihatinan kembali melanda para guru. Setelah tewasnya guru di tangan siswanya sendiri yang terjadi beberapa pekan lalu, kini di Bolmong, seorang kepala sekolah dianiaya hingga terluka parah. Kasus ini mendapat tanggapan dari Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Sulut.
"Ini tangisan kita kembali," kata Dr. Hermanus Bawuoh MSi, Ketua APSI Sulut, Rabu 14 Februari 2018.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai wadah profesi pengawas sekolah, Bawuoh menyayangkan peristiwa penganiayaan yang menimpa Kepala Sekolah SMPN 4 Lolak. "Ini pukulan bagi kita semua,” tandas dia.
Mantan Kepala Sekolah SMPN 1 Manado ini menyatakan, orangtua siswa harus menghargai kebebasan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah.
"Di dalamnya ada proses mendidik, harusnya sikap rasa terima kasih dan kooperatif orangtua tercipta bersama guru, bukan menunjukkan arogansi seperti itu," tegas dia.
APSI Turut Prihatin
Bawuoh mengatakan, yang menjadi orangtua bagi para siswa di sekolah adalah bapak dan ibu guru yang dengan optimal memberikan yang terbaik bagi siswa sesuai wujud panggilan mulianya mencerdaskan anak bangsa.
"Dengan peristiwa yang terjadi di Bolmong, APSI sangat prihatin dan melukai semua guru," tandas Bawuoh.
Sekretaris APSI Sulut, Drs Donald Ruindungan MSi meminta kepada semua Pengawas Sulut dari semua jenjang di manapun berada untuk dapat memberikan edukasi dengan berbagai cara kepada masyarakat.
"Khususnya orangtua siswa tentang pentingnya dukungan orangtua serta masyarakat dan bagaimana membangun komunikasi yang kondusif, persuasif, komprehensif lewat proses kerja sama dari hati ke hati untuk masa depan anak anak negeri," papar Ruindungan.
Ketua Bidang Media dan Jurnal APSI Sulut, Fredericus Lumi mengatakan, poin-poin itu nantinya akan dikonkretkan dan lebih dipertajam dalam proses Rakerda APSI Sulut.
Advertisement