Sukses

Lagu Ini untuk Mbah Kakung dan Mbah Putri

Sentuhan, mendengarkan cerita, genggaman tangan, pelukan, adalah hal-hal sepele yang membuat lansia bahagia dan bersemangat.

Liputan6.com, Semarang - Kisah ini berasal dari panti lansia. Namanya Mbah Kamto. Usianya sudah banyak, tepatnya berapa tak ada yang tahu. Karena si empunya usia juga sudah lupa.

"Ning kula taksih menangi jaman londo, jaman jepang (Tapi saya masih mengalami zaman Belanda, zaman Jepang)," katanya.

Sorot matanya kelihatan bersemangat, ketika di hadapannya banyak yang mendengarkan ia bercerita. Namun keriput dan genangan air matanya tak bisa menyembunyikan keharuannya.

Selamat datang di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucanggading Semarang. Sebuah tempat yang menampung, merawat dan memberi ruang kepada warga usia lanjut.

Di depan Mbah Kamto dan juga warga Panti itu, serombongan anak-anak muda tampak takzim menyimak lontaran kata demi kata yang membentuk kalimat. Kalimat demi kalimat yang merangkai cerita. Semua dalam Bahasa Jawa.

Anak-anak muda itu sebenarnya rombongan dari Ditlantas Polda Jateng, Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Bidlantas, Semarangker dan Keluarga Besar Bikers Semarang (KBBS). Mereka yang berkunjung pada Minggu, 18 Februari 2018 itu berniat mengisi ruang kosong di hati dan pikiran warga lanjut usia itu.

"Nggih remen to. Dirawuhi piyayi-piyayi bagus, ayu-ayu bungah rasane bombong neng ati. Malah pak Polisi ngajak nyanyi-nyanyi (Ya senang. Ditengok anak-anak ganteng dan cantik. Rasanya bangga. Malah pak polisi ngajak nyanyi-nyanyi)," kata Mbah Kamto.

Saat menyanyi, lagu yang dipilih tentu bukan lagu-lagu ngehits milik Afgan Syahreza atau ala Slank. Pak polisi dan anak-anak muda itu menyanyikan lagu yang sezaman dengan penghuni. Kalaupun ada yang baru, tentu tak jauh dari lagu-lagu gembira dari Via Vallen atau Nella Kharisma.

"Iya. Kedatangan kami adalah mengajak mereka bergembira. Mengusir sepi mbah kakung dan mbah putri," kata Ketua KBBS Pramudo Sasmita Adi.

 

2 dari 3 halaman

Seneng Bareng Mbah-mbah

Kegembiraan yang ditawarkan, bukan hanya berbagi paket makanan, namun sentuhan kebersamaan, menyanyi, genggaman tangan, pelukan, itu jauh lebih bermakna dan membekas dibanding paket yang ditinggalkan.

Karena jumlah pengunjung yang banyak, maka kelompok itu dibagi menjadi enam. Tiap bangsal sudah dialokasikan bingkisan sesuai jumlah penghuni.

AKBP Indra K Simangunsong dari Ditlantas Polda Jateng menjadi pusat perhatian. Selain ganteng, perwira polisi ini mewarisi talenta etnis Batak. Jago menyanyi dan memainkan gitar.

"Tema kunjungan ini Seneng Bareng Mbah Kakung dan Mbah Putri. Ditlantas bekerja bareng berbagai komunitas, kami bersinergi," kata Simangunsong.

Menurut Indra Simangunsong, bersinergi dengan berbagai lapisan dan komunitas di masyarakat, akan memudahkan tugas polisi. Kesalahpahaman komunikasi pasti bisa dikurangi. Masyarakat butuh polisi, dan polisi juga butuh masyarakat. 

Ketika mengobrol dengan perwira polisi asal Batak ini, dari bangsal sebelah terdengar petikan gitar dan nyanyian "Juwita Malam". Kualitas vokal, ketepatan nada, kontrol pitch menjadi tidak penting. Nyatanya kegembiraan itu menular ke bangsal lainnya.

"Ayo mas, nyanyi maneh (Ayo mas nyanyi lagi)," kata Mbah Kamto sambil menggenggam tangan Simangunsong dan mengangsurkan gitar yang sudah diletakkan.

 

3 dari 3 halaman

Ratusan Lansia

Sementara itu, menurut Juari, salah satu petugas di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucanggading, saat ini panti itu menampung dan merawat ratusan lansia dari berbagai daerah. Masing-masing ditempatkan di bangsal Anggrek (20 lansia), Flamboyan (15 lansia), Dahlia (23 lansia), Gardenia (6 lansia), Cempaka (33 lansia) dan bangsal Edelweis (13 lansia).

"Kami bangga, ada yang mengunjungi mbah-mbah di sini. Jelas sekali mbah-mbah kita itu kadang kesepian. Mereka bercerita dan didengarkan saja sudah sangat senang. Maklum, orang sepuh senengnya bercerita pengalaman hidup mereka," kata Juari.

"Oh... Kopral Jono, gadis mana yang tak kenal akan dikau. Oh... Kopral Jono, gadis mana yang tak rindu akan dikau. Gayamu yang perkasa, mirip banget panglima. Ramah tamahmu membikin gila hati wanita. Ooo... Kopral Jono. Kopral Jono, Kopral Jono, Kopral Jono.."

Suara tenor AKBP Simangunsong melantunkan "Kopral Jono" gubahan Ismail Marzuki. Mungkin ada mbah-mbah yang merasa macho seperti puja-puji terhadap Kopral Jono di lagu ini. Yang jelas ada aura kegembiraan.

Saksikan video pilihan berikut ini: