Sukses

Isyarat Suara Kentongan Sahut Menyahut di Banyumas

Kentongan empat ketukan berulang adalah peringatan bahwa bencana alam, longsor atau banjir bandang, terjadi di desa ujung Barat Banyumas ini

Liputan6.com, Banyumas - Suara kentongan tanda bahaya bertalu-talu dari Grumbul Citunggul, Desa Dermaji. Kecamatan Lumbir, Banyumas di tengah hujan lebat Senin petang, 19 Februari 2018.

Kentongan empat ketukan berulang adalah tanda peringatan bahwa bencana alam, longsor atau banjir bandang terjadi di desa ujung Barat Banyumas ini.

Suara kentong dari Dusun ini lantas disusul dengan suara-suara kentong dari grumbul lainnya, Pangkalan dan Karanggedang. Ini adalah tanda bahwa dusun lain pun telah bersiaga sekaligus siap memberikan pertolongan.

Hujan deras petang itu memicu longsor yang menggerus tebing dan pondasi rumah warga Grumbul Citunggul, Mujato. Keluarga Mujato pun diungsikan.

Dikhawatirkan hujan lebat yang masih turun hingga Senin malam menyebabkan rumah Mujato terbawa longsoran dan mengancam jiwa.

Material longsoran di titik yang sama juga menyebabkan jalur alternatif Kabupaten Banyumas-Cilacap putus. Sebab, material longsor juga menimbun jalur jalan Citunggul-Sirongge sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.

"Sementara Pak Mujato supaya mengungsi karena material longsor masih dibiarkan begitu saja karena hujannya masih cukup deras," ucap Kepala Desa Dermaji, Bayu Setyo Nugroho kepada Liputan6.com, Senin malam.

2 dari 3 halaman

Warga Tak Berani Singkirkan Material

Di dusun lainnya, longsor menimpa rumah Suyitno warga RT 03 RW 1. Akibatnya, tembok rumah jebol. Sama dengan Sujito, keluarga Suyitno pun diungsikan untuk menghindari korban jiwa lantaran hujan lebat masih terjadi hingga Senin malam.

Di desa yang sama, pohon tumbang juga menutup jalur antara Dermaji-Tayem, Cilacap. Selain itu, satu tiang listrik roboh.

Bayu menambahkan, hingga Senin malam, material longsor belum disingkirkan. Pasalnya, hujan deras masih terus berlangsung dan dikhawatirkan memicu longsor susulan. Aliran listrik PLN pun sementara ini diputus lantaran ada tiang listrik yang roboh.

"Kita belum bisa mengevakuasi material karena hujan deras masih berlangsung dan gelap," dia menjelaskan.

Namun begitu, Bayu mengaku sudah berkoodinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, PLN dan pihak lainnya untuk penanganan bencana yang terjadi di desanya.

3 dari 3 halaman

Bencana Angin Langkisau di Karanglewas, Banyumas

Di Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas, bencana angin langkisau atau puting beliung disertai hujan lebat menerjang Desa Babakan dan Karanglewas. Akibatnya, belasan rumah rusak.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo mengatakan sebagian besar rumah rusak lantaran tertimpa pohon tumbang. Dampak puting beliung paling parah terjadi di tiga dusun Desa Babakan, yakni Dusun Pengempon, Kalibamban dan Karangklesem.

Data hingga Senin malam, jumlah rumah rusak mencapai 12 unit, terdiri dari delapan rumah rusak ringan, tiga rumah rusak sedang, dan satu unit rumah berat.

Adapun di Desa Karanglewas, sementara ini baru dilaporkan satu rumah rusak.

Pasca-puting beliung, warga bersama BPBD, TNI, Polri dan para relawan mulai menyingkirkan pohon yang menimpa rumah. Mereka juga mulai memperbaiki rumah yang rusak. Namun, lantaran gelap, perbaikan rumah akan dilanjutkan Selasa pagi.

"Alhamdulillah, hingga saat ini, penanganan tinggal satu titik. Tinggal koordinasi dengan pemilik kebun. Karena, pemilik berdomisili di luar Desa Babakan," ujar Kusworo.

Di waktu yang sama, longsor juga terjadi di Desa Tlaga Kecamatan Gumelar. Longsor menimpa rumah warga RT 01 RW 8, Kudiat (51).

"Longsor menimpa tembok belakang jebol sepanjang 10 meter," dia menambahkan.

Video Terkini