Sukses

Ratusan Rumah di Cilacap Terendam, Puluhan Keluarga Mengungsi ke Tanggul

Warga terpaksa mengungsi lantaran banjir merendam rumah.

Liputan6.com, Cilacap - Bagi warga Tarisi, barangkali banjir bukan hal baru. Saluran afoor dari perkebunan yang mendangkal kerap menyebabkan desa di Kecamatan Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah ini dilanda banjir.

Namun, banjir besar yang sampai merendam rumah dan memaksa warga mengungsi jarang terjadi. Kali ini, banjir memang benar-benar besar dan memaksa ratusan keluarga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Pekan lalu, tanggul saluran afoor jebol. Warga dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun segera memperbaiki tanggul. Saat itu, banjir merendam rumah dengan ketinggian maksimal 20 centimeter.

Warga pun enggan mengungsi lantaran rendaman di dalam rumah yang dianggap tak sampai membahayakan. Lagi pula, air kemudian surut seiring dengan ditutupnya tanggul.

Tetapi, sejak akhir pekan lalu, hujan lebat turun nyaris tiap hari. Puncaknya, rendaman banjir yang sudah mulai surut itu bertambah tinggi lantaran melimpasnya air sungai yang tak kuasa menampung debit air, Senin petang, 19 Februari 2018.

Akibatnya, sebanyak 628 rumah di empat dusun Desa Tarisi terendam. Di Dusun Cironjo, sebanyak 254 rumah terendam. Adapun di Dusun Sidadadi dan Rangkasan, rumah terendam masing-masing berjumlah 106 dan 214 unit. Sisanya berada di Dusun Meluwung.

2 dari 4 halaman

Warga Dirikan Gubuk Beratap Terpal

Warga terpaksa mengungsi lantaran banjir merendam rumah dengan ketinggian sekitar 30 centimeter. Beberapa titik di antaranya, ketinggian air mencapai 50 centimeter.

"Warga mengungsi ke tanggul sungai dan tempat saudara yang tidak terendam," ucap Petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPBD Cilacap, Muhadi, Selasa, 20 Februari 2018.

Di Dusun Cironjo, sebanyak 17 keluarga yang terdiri dari 63 jiwa mengungsi ke tanggul sungai. Mereka mendirikan gubuk sederhana beratap terpal.

Adapun 75 keluarga yang terdiri dari 171 jiwa lainnya mengungsi ke saudara atau rumah tetangga luar dusun yang tak terendam.

Tentu keberadaan pengungsi yang sampai mengungsi ke tanggul itu menjadi pekerjaan rumah untuk petugas BPBD dan relawan. Mereka harus mengirim makanan untuk para pengungsi yang tak berada di satu tempat.

3 dari 4 halaman

Dapur Umum dan Posko Kesehatan untuk Korban Banjir

Sedangkan di Dusun Sidadadi dan Rangkasan, delapan keluarga yang mengungsi lantaran terendam. Jumlahnya mencapai 22 jiwa.

Kepala UPT BPBD wilayah Majenang, Edi Sapto Priyono menerangkan, BPBD telah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Selain itu, upaya perbaikan tanggul pun dilakukan.

"Posko kesehatan juga didirikan untuk mengurusi kesehatan pengungsi dan warga yang rumahnya terendam," ucap Edi.

Hujan lebat yang turun sejak siang juga memicu longsor di jalan antara Cimanggu menuju Desa Bangbulang. Jalan ini putus lantaran tertutup longsoran.

Saat terjadi longsor, tiga sepeda motor yang sedang melintas ikut terbawa longsoran.

4 dari 4 halaman

Kronologi 3 Sepeda Motor Terbawa Longsoran

Saat itu, pengendara sepeda motor hendak melintas di area longsoran awal. Meski berbahaya, mereka nekat melintas lantasan sudah hampir gelap. Saat itulah terjadi longsoran lebih besar yang nyaris menimbun ketiga pengendara motor tersebut.

Beruntung, tiga pengendara motor dapat diselamatkan oleh warga setempat yang sudah berkumpul di sekitar lokasi longsor.

"Ada sepeda motor yang ikut terbawa longsoran. Pengendara selamat, hanya luka-luka lecet biasa. Kebetulan pada saat itu ada warga masyarakat, sehingga ikut membantu penyelamatan," Edi menjelaskan.

Selasa, 20 Februari 2018, BPBD bersama warga dan relawan membersihkan material yang menimpa jalan. Selain kerja bakti, diperlukan juga alat berat untuk menyingkirkan material yang volumenya cukup besar.

Sementara ini, sepeda motor sudah bisa melintas. Namun, mobil belum dapat melintas karena material belum bersih sepenuhnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini: