Liputan6.com, Jayapura - "Terima kasih atas perhatian pemerintah yang telah menerangi Honai (rumah adat Papua) kami. Penerangan ini menjadi penghormatan terhadap budaya dan leluhur Papua," kata salah satu mantan anggota kelompok sipil bersenjata (KSB) di Kabupaten Keerom yang enggan disebutkan namanya.
Pria berumur 40-an tahun ini juga tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada Kompi Senapan Yonif 756/WMS yang telah membantu dalam mendukung perayaan Natal dan kegiatan ibadah lainnya pada Desember 2017.
"Anggota TNI telah sudi meminjamkan tenda untuk kegiatan ibadah. Anggota TNI juga membersihkan gereja bersama masyarakat yang ada di kampung," katanya lagi.
Advertisement
Baca Juga
Dengan kerjasama TNI dan masyarakat yang baik, mantan anggota KSB akhirnya menyerahkan satu pucuk senjata laras panjang standar militer, jenis Mousesr Kaliber 7,56 no 4119 buatan Jerman tahun 1971, beserta 10 butir amunisinya diserahkan di kebun sawit Yamua, Arso 6 Kabupaten Keerom.
"Senjata ini diperoleh berkat hubungan baik yang tercipta dan bina teritorial yang baik, sehingga timbul kesadaran masyarakat untuk menyerahkan senjata api yang mereka miliki kepada prajurit di Papua,” kata Danyonif 756/WMS, Mayor Inf Arif Budi Situmeang, Selasa (20/2/2018).
Puluhan Senjata Dikembalikan
Sepanjang 2017, Kodam XVII/Cenderawasih berhasil mengumpulkan 74 senjata yang diamankan dari tangan mantan KSB. Dari total 74 senjata, terdapat 14 pucuk senjata organik milik anggota TNI/Polri.
"Salah satu yang berhasil kami amankan adalah senjata jenis SSV2, milik anggota Polsek Sinak, Puncak yang dirampas kelompok bersenjata pada Desember 2015," kata Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit, Senin, 19 Februari 2018.
Pangdam Cenderawasih mengaku, 80 persen senjata yang terkumpul sepanjang tahun lalu diserahkan langsung oleh mantan kelompok sipil bersenjata. Salah satunya dengan melakukan pendekatan teritorial kepada kelompok-kelompok tersebut.
"Senjata ini diserahkan secara sukarela oleh saudara kita yang mantan kelompok bersenjata atau masyarakat yang menyimpan senjata. Sementara, sisanya 20 persen didapat dari kontak tembak dengan kelompok tersebut," kata George.
Kodam Cenderawasih mengklaim saat ini masih ada sekitar 250 senjata yang dikuasai kelompok kriminal bersenjata yang masih bergerilya di hutan. Senjata yang dikuasai tersebut merupakan hasil rampasan milik Polri dan TNI serta selundupan dari luar negeri.
"Informasi yang kami terima senjata selundupan berasal dari Fiipina dan Papua Nugini, termasuk dengan amunisinya. Kami masih menyelidiki soal senjata selundupan tersebut," jelasnya.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebutkan senjata yang berhasil diamankan sepanjang tahun lalu akan didata kembali, sesuai dengan indeks kepemilikannya.
"Misalnya milik TNI ya dikembalikan TNI. Lalu, misalnya milik polisi, kita akan kembalikan ke polisi. Tapi, semua laporan ini akan kami serahkan terlebih dahulu ke Mabes TNI, karena ini sifatnya operasi," kata Aidi.
Aidi menambahkan sejumlah senjata yang terkumpul saat ini kebanyakan masih dikuasai oleh kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya dan Nduga.
Saksikan video pilihan berikut ini :
Advertisement