Liputan6.com, Yogyakarta - Sepekan setelah Imlek, warga Tionghoa di Yogyakarta akan merayakan dengan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke-13 mulai 24 Februari hingga 2 Maret 2018. Berbagai acara akan digelar mulai dari Malioboro, Ketandan, hingga alun-alun utara Keraton Yogyakarta.
"Ada yang baru saat karnaval hingga akhir acara. Karnaval akan ada gendawangan atau ondel-ondel," ujar Gutama Fantoni Humas, staf humas dan publikasi PBTY di Gedung Kominfo Pemkot Jogja, Rabu, 21 Februari 2018.
Ia menyatakan, gendawangan selalu ditunggu setiap karnaval berlangsung. Namun, kemunculannya nanti adalah yang pertama kali di Yogyakarta. Gendawangan itu berasal dari Semarang dan Ungaran.
Advertisement
Baca Juga
Hal baru lainnya adalah adanya taman lampion dengan tema Imlek Light Festival yang akan mewarnai PBTY tahun ini. Lokasinya ada di Jalan Ketandan yang akan dibuka selama penyelenggaraan PBTY bekerja sama dengan pihak ketiga.
"Taman lampion ada lahan yang belum dimanfaatkan bekas Hotel Ketandan. Kami nego biar bisa dipinjamkan. Jadi, mengisi halaman 2.000 meter persegi," katanya.
Fantoni mengatakan pula, berbeda dengan lokasi lain, untuk memasuki kawasan ini akan dikenai tarif masuk. Setiap pengunjung akan dikenai tarif Rp 20 ribu.
"Kami minta harganya tidak terlalu mahal dan disepakati harganya Rp 20 ribu," katanya.
Fantoni menjanjikan pengunjung taman lampion nantinya bisa swafoto mulai senja hingga tengah malam di sana. Lokasi loket penjualan tiket berada di timur taman.
Jian Zi sampai Mebel Kuno
Selain taman lampion, panitia Festival Imlek juga akan menampilkan boneka Taiwan dan lomba Jian Zi alias permainan tendang kok. "Ini baru pertama kali akan diuji coba tahun ini semoga peserta lebih banyak," ujarnya.
Ada pula Rumah Budaya yang akan menjadi lokasi acara PBTY ke-13 ini. Di rumah budaya ituakan diisi pameran mebel kuno dari berbagai daerah.
"Rumah budaya ada pameran mebel kuno itu ada pinjaman dan yang disumbangkan. Menarik karena ini kuno," ujarnya.
Kuliner yang menjadi perhatian utama pengunjung PBTY juga akan bertambah dari tahun lalu. Sebelumnya, ada 120 stan makanan tahun ini menjadi 149 gerai makanan.
"Seperti tahun sebelumnya menunya bervariasi dan jumlahnya lebih banyak. Padahal, pada awalnya hanya beberapa, tapi sekarang sudah ratusan yang ikut," katanya.
Anggota Humas dan Publikasi PBTY XIII Roy Setyanto menjelaskan untuk kuliner sudah diseleksi ketat agar makanan tidak hanya monoton. Beragam menu nusantara akan muncul di pesta tahunan ini, salah satunya lontong Cap Go Meh.
"Kita pajang stan yang beda agar dengan sampingnya tidak sama bervariasi," tuturnya.
Selama PBTY, berbagai acara digelar untuk memeriahkan mulai dari kuliner hingga seni, budaya dan pameran Wayang Potehi di Rumah Budaya Ketandan, atau mengikuti pelatihan melukis kepala Wayang Potehi. Pengunjung juga bisa membawa pulang hasil karya mereka mengecat kepala wayang dengan mengganti ongkos Rp 20.000.
"Namun informasinya tidak sampai tangal 2 Maret, hanya sampai tanggal 1 Maret. Tapi, diusahakan katanya sampai tanggal 2 Maret," sebutnya.
Advertisement
Jadwal Karnaval
Mengawali acara PBTY 2018, panitia akan memulai dengan karnaval mulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga alun-alun Utara Keraton Yogyakarta. Karnaval budaya tersebut akan diikuti 20 kelompok peserta, mulai dari naga barongsai, maskot shio anjing tanah, drum band dari Akademi Angkatan Udara, hingga naga raksasa.
"Kita mulainya 18.05 WIB setelah azan magrib kita jalan menuju alun-alun. Tahun ini sudah disesuaikan jumlah pesertanya agar karnvalanya selesainya tidak terlalu malam," katanya.
Ia menjelaskan naga barongsai yang akan tampil dalam karnaval budaya adalah penampil terbaik dari Jogja Dragon Festival 2018. Sehari sebelumnya, panitia menyeleksi para peserta dari Semarang Solo dan Banten di Jogja City Mall.
"Peserta dari Banten ini kemarin pernah menjadi juara 2 dunia saat festival di Tiongkok," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: