Sukses

Longsor di Purbalingga Telan Nyawa Pengantin Sunat dan 3 Temannya

Material longsor bahkan menembus ruang utama yang saat itu dipenuhi sanak saudara.

Liputan6.com, Purbalingga - Kamis malam, Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu, Purbalingga, sepi dan gelap. Hujan lebat yang terjadi sejak siang hari menyebabkan warga enggan keluar rumah. Malam itu listrik padam.

Akan tetapi, ingar bingar tetap terasa di rumah Solikhin, warga RT 03 RW 04. Kemarin malam, ia menggelar tahlilan khitan anak lelakinya, Saiful Umam (8).

Acara ini sekaligus selamatan untuk persiapan hajatan mantu atau menikahkan anaknya yang lebih tua. Malam itu, saudara dan tetangga pun hadir untuk turut mendoakan keluarga Muslikhin.

Tanpa diduga tebing setinggi empat meter di belakang rumah Muslikhin longsor dan menerjang dapur. Material longsoran bahkan menembus ruang utama yang saat itu dipenuhi sanak saudara.

"Nah, malam itu, mereka sedang yasinan atau tahlilan, kirim doa. Tanpa diduga, tebing setinggi empat meter, itu longsor dari belakang dan menembus ke bagian depan," ucap Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Satya Giri Podo, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (23/2/2018).

2 dari 4 halaman

Kepanikan Para Tamu

Tamu pun berhamburan keluar lewat pintu depan. Namun, lantaran berebut, tak semuanya berhasil keluar. Riuh rendah pun terjadi. Teriakan panik bercampur dengan erangan minta tolong.

Begitu longsor usai, warga pun mulai mencari sanak saudara yang mungkin menjadi korban dalam peristiwa ini. Sebab, mereka tak ada di rombongan yang berhasil menyelamatkan diri.

Kepanikan melanda. Sebab diketahui, anak Muslikhin, Saiful Umam dan kawan-kawan sepermainannya berada di kamar yang turut tertimbun longsoran.

Warga lantas mulai mencari keberadaan anak-anak atau korban lain yang tak berhasil keluar rumah. Beberapa jam kemudian, mereka secara berturut-turut menemukan empat anak meninggal dunia.

3 dari 4 halaman

Nama-Nama Korban Meninggal dan Luka Akibat Longsor

Empat anak yang ditemukan meninggal itu termasuk anak Solikhin, Saiful Umam (8), yang hendak disunat. Tiga lainnya adalah Abdul Rouf (10), Al Taromi (7), dan Safangatun Isnain (4).

Adapun yang terluka adalah Sahrudin (55), Sokhimun (38), Ruslan (25), Ojan (16), Sarif (35), dan Karsun (16). Mereka ditemukan di ruang tamu yang tertimbun.

Kegembiraan selamatan hajatan mantu dan khitan pun berubah menjadi hiruk pikuk tangisan.

"Korban meninggalnya semuanya anak-anak, betul," tutur Giri.

Pagi sekitar pukul 08.00 WIB, keempat anak yang meninggal dunia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jingkang. Adapun korban luka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Goeteng Tanudirata, Purbalingga.

4 dari 4 halaman

Respons Bupati Purbalingga

Bupati Purbalingga, Tasdi, yang pada Kamis malam berada di Yogyakarta untuk membuka pendidikan manajemen administrasi pemerintah desa se-Kabupaten Purbalingga. Selanjutnya, ia akan ke Bali untuk menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, ia mengurungkan niatnya.

Ia segera meluncur pulang. Tasdi berkeinginan mengucapkan belasungkawa secara langsung kepada keluarga korban. Selain itu, ia pun ingin memastikan agar penanganan bencana longsor tak ada hambatan.

“Saya sampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga bapak Solikhin sekeluarga yang ditinggalkan. Semoga keluarga diberikan ketabahan atas cobaan dari Yang Mahakuasa ini,” ucap Tasdi saat pelepasan jenazah.

Dalam kesempatan itu, Tasdi juga memberikan santunan untuk seluruh korban dan sempat menjenguk korban luka-luka yang dirawat di rumah sakit.

Tasdi pun berjanji akan segera melaksanakan langkah-langkah penanganan pascabencana. Pasalnya, wilayah RT 03 RW 04 di Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu, Purbalingga, memang rawan longsor.

Saksikan video pilihan di bawah ini: