Liputan6.com, Semarang - Ada sebuah tempat yang menyeramkan di Semarang. Seram karena pernah menjadi langganan kecelakaan dan mangkal bandit yang hendak menggarong. Kawasan Sigar Bencah.
Namun itu adalah kisah sekian tahun lalu. Kini kawasan Sigar Bencah menjadi kawasan eksotis, terutama di pagi hari. Sebab pagi adalah keramat yang diciptakan Tuhan dengan membuka pintu rezeki.
Ini adalah kisah Mbah Gombrang, perempuan yang membuka warung kopi sachetan dan makanan ringan di sisi Jurang Sigar Bencah Semarang. Hampir satu tahun dia membuka warung bersama suaminya.
Advertisement
Baca Juga
"Warung ini hanya sampingan. Utamanya bapak bertani. Sayang lahannya tak luas. Jadi kami sepakat buka warung," kata Mbah Gombrang, Sabtu (24/2/2018).
Matahari belum sempurna sepenggal. Namun telah bergelas-gelas kopi dia sajikan untuk pelanggan. Hanya kopi sachet yang harganya murah dan dijual bebas di warung kelontong. Bukan kopi branded yang beredar di cafe-cafe dengan harga bisa ratusan ribu segelas.Agar perut pelanggan tidak keroncongan, ketela dan tempe goreng pagi-pagi dia racik dan juga nasi bungkus. Pelanggannya adalah para sopir truk yang hendak menuruni tanjakan Sigar Bencah.
"Biasanya mereka ngopi dan makan jajanan di sini dulu ketika pagi. Baru menuruni jurang ini," kata Mbah Gombrang.
Menaiki atau menuruni Sigar Bencah dengan membawa muatan berat, butuh nyali besar. Tanjakan atau turunan itu ketinggian lebih dari 100 meter. Panjang lintasan lebih dari dua kilometer. Hanya yang bernyali akbar yang berani.
"Setiap pagi minimal 15 truk berhenti di sini," kata Mbah Gombrang.
Â
Alam Yang Keren, Alam Yang Rusak
Kesibukan di warung itu setidaknya menyambut tawaran Tuhan yang membuka pintu rezeki. Sebelumnya usai salat subuh Mbah Gombrang bingung tak tahu harus berbuat apa. Apalagi pekerjaan rutin dapur sudah beres.
Tangan kokoh Mbah Gombrang mengambil cobek dan ulekan. Ia taruh beberapa bumbu dasar dan diulek hingga rata. Olala, ternyata ia membuat sambal terong. Aroma harum menggoda hingga beberapa meter di luar warung.
Kawasan Sigar Bencah adalah patahan atau tebing bukit yang panjangnya lebih dari 3 Kilometer membentang dari Desa Bulusan sampai Desa Mangunharjo, dan juga Kelurahan Tembalang. Ketiga wilayah tersebut masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Pagi di Sigar Bencah adalah pagi yang menakjubkan. Dari atas tebing bukit-bukit berbaris. Jelas pula panorama monumen perusakan alam di kawasan Rowosari, Brown Canyon. Meski rusak karena dipotong untuk penambangan galian C, Brown Canyon kelihatan agung dan berwibawa.
Jika cuaca cerah, indera penglihatan akan dimanjakan berbagai gunung. Mulai Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan sedikit tampak puncak Gunung Ungaran.
Â
Advertisement
Kode Rejeki Tuhan
Adalah Anwar Fuadi, yang senantiasa menikmati kopi sachetan di warung mbah Gombrang. Ia mengaku senang ngopi pagi karena keindahan dan kesejukan alam Sigar Bencah.
"Rehat sejenak. Nyopir truk menuruni Sigar Bencah, butuh tenaga yang ekstra. Jika tidak hati-hati bisa bahaya, bahkan terguling," kata Anwar Fuadi.
Biasanya, Anwar bersama tujuh kawannya sudah ngopi sejak sebelum jam 06.00. Ia bertahan hingga beberapa puluh menit. Harus pagi karena menghindari jam berangkat kerja dan sekolah.
"Jam 06.15 sudah harus turun. Menjaga keamanan dan keselamatan bersama, menuruni jalan ini truk pasti menghindari jam ramai. Terjal mas, eh curam," kata Anwar.
Pagi di Sigar Bencah adalah pagi yang keramat. Pagi yang menegaskan syukur dan menyambut tangan Tuhan membuka pintu rejeki.