Liputan6.com, Kebumen - Samudera Hindia terkenal dengan gelombangnya yang ganas. Pantainya pun berombak tinggi. Ombak pantai selatan kerap menimbulkan korban jiwa tanpa terduga.
Padahal, di tiap pantai pariwisata, telah terpasang papan peringatan untuk berhati-hati kala berenang. Wisatawan maupun warga yang beraktivitas di pantai diimbau memakai pelampung. Bahkan, pada waktu-waktu tertentu, ada petugas khusus yang melarang wisatawan berenang.
Namun, kadang papan peringatan itu hanya dianggap angin lalu. Wisatawan tak menghiraukan peringatan yang dipasang mencolok itu.
Advertisement
Baca Juga
Ini pula yang terjadi di objek wisata Suwuk Pantai Silumut, Kecamatan Puring, Kebumen, Jawa Tengah. Seorang wisatawan asal Cirebon, Nanang (25), hilang usai dihantam dan terseret ombak pantai selatan Kebumen.
Minggu, 25 Februari 2018, sekitar pukul 13.40 WIB, Nanang bersama 11 rekannya tiba di Pantai Suwuk. Setibanya di sana, mereka pun langsung berenang.
Mereka tak menyadari bahwa saat itu gelombang di tengah laut dan ombak pantai selatan Kebumen sedang tak bersahabat. Tak selang lama, Nanang dan satu rekannya terseret ombak.
Ganasnya Ombak Pantai Selatan Seret Korban
Teman-teman Nanang yang lain pun berteriak panik. Satu orang korban tenggelam bisa diselamatkan oleh Tim SAR Pantai Suwuk yang sedang bertugas. Adapun Nanang raib ditelan ganasnya gelombang tinggi.
"Kami telah menerima laporan tentang kejadian tersebut dan membantu Tim SAR untuk melakukan pencarian terhadap korban," kata Kepala Polsek Puring, AKP Khadik Widayat, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin, 26 Februari 2018.
Padahal, tak sampai sepekan sebelumnya, tepatnya pada Rabu, 21 Februari 2018, di kawasan perairan yang sama, Pantai Silumut, seorang pencari ikan juga menjadi korban ganasnya ombak pantai selatan Jawa.
Korban adalah warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Puring, Kebumen, bernama Daimin (57). Saat mencari pakan untuk memancing, tanpa disangka ombak tinggi menggulungnya.
Saksi kejadian, Muhadin (50) mengungkapkan, saat itu Daimin tengah mencari kremi atau cacing laut di tepi pantai. Menggunakan sabit, Daiman mencongkel tepian pantai untuk memperoleh buruannya.
Advertisement
1 Korban Ditemukan Meninggal Dunia
Saking asyiknya, korban diduga tak menyadari ombak telah mengintainya. Ia lengah. Dari arah belakang, ombak menggulung dan menyeretnya ke tengah arus bawah laut yang kencang.
Muhadin yang mengetahui kejadian ini lantas memberitahukan kepada teman-temanya sesama pemancing. Mereka pun melaporkan kejadian ini ke kepolisian yang berkoordinasi dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Belakangan diketahui, berdasar keterangan istrinya, Daimin saat itu sedang tidak enak badan. Namun, lantaran mata pencaharian sehari-harinya adalah petani dan pencari ikan, ia memaksakan diri untuk tetap berangkat memancing.
Tim Search and Rescue (SAR) gabungan pun segera menggelar operasi pencarian. Selain personel Basarnas dan kepolisian, terlibat pula personel TNI, BPBD, serta kelompok SAR lainnya. Puluhan nelayan pun terlibat dalam pencarian ini.
Akhirnya, setelah tiga hari pencarian, Daimin ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Jumat siang, 23 Februari 2018, di perairan laut selatan masuk Desa Pasir, Kecamatan Ayah, beberapa kilometer dari Tempat Kejadian Bencana (TKB).
"Korban ditemukan siang sekitar pukul 11.00 WIB oleh tim gabungan BPBD, Basarnas dan pontensi SAR saat melakukan penyisiran di perairan," ucap Kepala Sub-Bagian Humas Polres Kebumen, AKP Masngudin.
Masngudin mengimbau agar wisatawan maupun warga setempat yang kerap beraktivitas di pantai atau laut untuk lebih berhati-hati. Sebab, ombak laut selatan terkenal ganas dan tidak bisa ditebak.
Saksikan video pilihan berikut: