Sukses

Perkenalkan Bandrong, Bela Diri Asli Banten Berusia 500 Tahun

Lima wanita cantik menampilkan kemahiran Bandrong, pencak silat asli Banten, yang fokus pada kelincahan tangan.

Liputan6.com, Cilegon - Lima wanita memainkan pencak silat Banten. Dengan seragam merah hitam, tanpa alas kaki, kelima wanita cantik ini menampilkan kemahiran memainkan pencak silat Bandrong yang fokus pada kelincahan tangan.

Mereka beraksi di peresmian Artha Bangunan Kota Cilegon. Adapun silat Bandrong adalah salah satu seni bela diri asli Banten yang lahir di tahun 1525 Masehi.

"Kita akan menampilkan semua kearifan lokal dan kebudayaan lokal Cilegon, tapi juga harus dikembangkan," ucap Wingki Susanto, Komisaris Utama Artha Bangunan Cilegon, Senin, 26 Februari 2018.

Ia mengakui kini masalah perizinan di Kota Cilegon lebih baik dan cepat. Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah merampungkan berkas penyidikan kasus dugaan suap pembangunan Mal Transmart yang menjerat Wali Kota Cilegon nonaktif, Tubagus Iman Ariyadi.

"(Perizinan) tidak masalah, dari awal kami tidak mengalami kendala, semua sangat baik," terangnya.

Penampilan silat Bandrong yang telah berusia ratusan tahun di peresmian toko bangunan itu disambut baik oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cilegon, Tb Edi Ariyadi, sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya daerah.

"Ini kan di Cilegon, masa kan yang ditampilkan kesenian lain, berarti manajemen telah memikirkan kearifan lokal tetap diutamakan," ujar Plt Wali Kota Cilegon di tempat yang sama.

Ia pun mengklaim, kini perizinan di Kota Cilegon telah lebih baik usai sang wali kota dijadikan pesakitan oleh komisi antirasuah. "Enggak ada izin yang di sulit-suliti," ia menambahkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Asal-usul Silat Bandrong

Dalam Babad Banten tertulis kiasan "Wong Banten kudu kesengsem ngagurat tapak leluhur Banten. Aje sampe udan guru banjir ilmu tapi sing salah dadi kaprah sing bener ore lumrah. Wong Banten sing inget yen bodo kudu weruh kapan pinter aje keblinger."

Artinya, "Orang Banten harus suka menulis jejak leluhur Banten. Jangan sampai banyak guru, banjir ilmu, tapi yang salah jadi biasa, yang benar jadi tidak biasa. Orang Banten harus ingat sama badan, harus tahu kapan pintar, jangan keblinger."

Seni silat Bandrong lahir tahun 1525 Masehi oleh Ki Beji. Namun, terdapat dua versi kelahiran seni silat ini. Ada yang berpendapat di lereng Gunung Santri, Kecamatan Bojonegara, dan Desa Terumbu, Kota Serang.

Adapun seni silat ini memiliki gerak yang fokus pada tangan. Sedangkan kaki sebagai penopang utama dari gerakan tubuh.

Asal-usul nama silat Bandrong berasal dari nama jenis ikan terbang yang sangat gesit dan dapat melompat tinggi, jauh, atau dapat menyerang keras dengan moncongnya yang sangat panjang dan bergerigi tajam sekali. Alhasil, ia merupakan ikan yang sangat berbahaya, sekali serang dapat membinasakan musuhnya.

Sekitar tahun 1920-1940, pada saat Bandrong dipimpin oleh Guru Besar Ki Marip, datang seorang tokoh persilatan Betawi dari Cempaka Putih Jakarta ke pesisir Pulokali, Bojonegara, yang bernama Hilmi, yang populer disebut Bang Imi. Kedatangan dia untuk bersilaturahmi dan hendak menambah wawasan dan pengetahuan di bidang persilatan Banten.

Bang Imi adalah pesilat yang menguasai silat Kwitang Betawi. Dalam perkenalannya Ki Marip dan Bang Imi bertukar jurus dalam sebuah pertarungan silat. Dan hanya dalam beberapa langkah Bang Imi dapat dijatuhkan oleh Ki Marip.

Dari peristiwa inilah akhirnya Ki Marip dan Bang Imi menjalin persahabatan erat. Terutama, memengaruhi aliran Bandrong dengan variasi dan pendalaman jurusnya. Pasalnya, ada unsur silat Kwitang Betawi yang menambah wacana seni yang berbeda.

Masuknya unsur-unsur dari aliran silat lain seperti Cimande, Beksi, Kungfu, dan Merpati Putih, juga menambah kekayaan jurus dan gerak dari pencak silat Bandrong.