Sukses

Puluhan Warga Sukabumi 'Pindah' ke Puskesmas Usai Santap Nasi Kenduri

Usai menyantap nasi kenduri, para korban keracunan mengalami gejala yang sama, yakni mual, pusing, dan buang air besar berulang kali.

Liputan6.com, Sukabumi - Puluhan warga Kampung Ciparanje, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, keracunan. Warga mengalami gejala tak biasa usai menyantap nasi kenduri dari syukuran jelang pernikahan salah satu warga.

Informasi yang diperoleh Liputan6.com, para korban diduga keracunan makanan itu mulai dievakuasi ke Puskesmas Nagrak, sejak pukul 23.00 WIB, Selasa, 27 Februari 2018. Hingga berita ini ditulis, jumlah korban mencapai hampir 50 orang.

"Gejalanya mulai terasa malam hari setelah kami menyantap besek (kenduri) dari acara syukuran," ucap Wati Darwati (40), salah satu korban keracunan yang ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Rabu (28/2/2018).

Para korban keracunan mengalami gejala yang sama, tak lama setelah menyantap kenduri. Gejalanya adalah mual, pusing, dan buang air besar (BAB) berulang kali. "Awalnya saya kira masuk angin, tapi ternyata dua anak saya juga mengalami hal yang sama," kata Wati.

Kepala Desa Nagrak Utara, Basro mengatakan, masih ada beberapa warga yang dirawat di Puskesmas Nagrak dan RSUD Sekarwangi. Ia membenarkan, para korban mengalami keracunan usai menyantap kenduri dari syukuran jelang pernikahan salah satu warga.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 3 halaman

Kejadian Luar Biasa

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menetapkan keracunan massal ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Jumlah total korban mencapai sekitar 49 orang.

Sebanyak 44 orang mendapat perawatan di Puskemas Nagrak. Sedangkan lima orang lainnya dirujuk ke RSUD Sekarwangi, Cibadak.

"Awalnya ada 26 orang, tadi siang ada lagi korban dibawa ke puskesmas seabanyak 23 orang," tutur Dea Rizky, seorang perawat di Puskesmas Nagrak.

Selain penanganan di puskesmas dan rumah sakit, Dinkes Kabupaten Sukabumi juga membuka Posko KLB di salah satu rumah warga Kampung Ciparanje. Posko dibuat untuk mengantisipasi penambahan korban.

Salah satu anggota Tim Medis Dinkes Kabupaten Sukabumi, Suhendar Zulkarnaen menjelaskan, Posko KLB dibuka selama 24 jam. Pembukaan posko dilakukan sebagai upaya jemput bola dinkes setempat.

 

3 dari 3 halaman

Sampel Makanan Kenduri Diuji Lab

Petugas Dinkes Kabupaten Sukabumi sudah mengambil sampel makanan yang disantap para korban. Sampel terdiri dari nasi, sayur buci, mi, bihun, dan potongan olahan ayam.

"Semuanya akan diuji di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi (BLKP)," ujar Zulkarnaen.

Ia belum bisa memastikan apa yang menyebabkan para warga keracunan. Hasil uji lab baru bisa keluar setelah penelitian yang memakan waktu sekitar satu minggu.

Salah satu korban, Ai Eti curiga olahan mi dan bihun menjadi dalam kenduri menjadi penyebab keracunan. Dua olahan makanan tersebut sudah berlendir.

"Tapi pas awalnya enggak curiga, pas dimakan pun biasa saja enggak basi. Eh tahunya jadi begini," tuturnya.