Sukses

Kisah Pasar Higienis Pekanbaru yang Sama Sekali Tak Higienis

Pasar higienis yang sudah memakan anggaran setidaknya Rp 1,2 miliar dibiarkan kosong melompong. Kotoran manusia bahkan dibiarkan tercecer.

Liputan6.com, Pekanbaru - Pasar higienis milik Pemerintah Kota Pekanbaru di Jalan Teratai tak kunjung ditempati. Padahal, sudah miliaran rupiah digelontorkan untuk pembangunan, termasuk renovasinya pada 2017 senilai Rp 1,2 miliar.

Pasar ini dibangun memakai dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan tujuan merelokasi ratusan pedagang yang tumpah ruah ke jalan. Namun, pedagang enggan masuk ke sana karena pasar higienis itu ternyata tak higienis.

Dua pekan lalu, sejumlah fasilitas di sana dicuri dan dirusak orang tak dikenal. Usai kejadian itu, kondisi pasar kian tak terawat dan berantakan layaknya bangunan yang dihuni "hantu" saja.

Pantauan di lokasi, Selasa, 27 Februari 2018, pelataran pasar pada saat peresmian terlihat bersih kini jadi tempat memasak. Beberapa bongkahan batu ditambah arang bekas bakaran berserakan di mana-mana.

Beberapa fasilitas yang hilang dan rusak belum diganti, padahal sudah ada anggaran perbaikannya. Misalnya, bagian bawah di penjualan khusus daging basah, puluhan keran air dan saklar listrik masih terlihat copot.

Kamar mandinya juga jorok. Kotoran manusia menumpuk di sejumlah sisi. Sementara, pada bagian tengah untuk lapak pedagang terlihat tidak beraturan. Beberapa bagian bangunan juga terlepas dari posisi semula seperti pada bagian lisplang dan atap yang terbuat dari besi.

Beranjak ke lantai atas pasar higienis yang baru direnovasi, terlihat kebocoran pada plafon serta gipsum karena kerangka dari alumunium hilang dicuri. Kemudian, saklar-saklar listrik dan kotak MCB sudah tidak berada pada tempatnya.

 

 

2 dari 2 halaman

Tanggapan Dinas

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian di Pemerintah Kota, Ingot Hutasuhut dikonfirmasi menjawab santai terkait hal ini. Dia menyebut akan segera memperbaiki sejumlah kerusakan dan mengganti hilangnya barang di pasar tersebut.

"Sudah diajukan pergantian dan perbaikannya. Sebelum ditempati pedagang, semuanya akan diganti, sebentar saja itu gantinya," kata Ingot.

Menanggapi ini, pengamat kebijakan publik dari Universitas Riau, Saiman Pakpahan, menyebut persoalan pasar di Kota Pekanbaru bukan hal baru. Dia mencontohkan persoalan Pasar Cik Puan dan Sukaramai yang tak pernah tuntas.

"Belum lagi banyaknya bermunculan pasar kaget di Kota Pekanbaru," jelas Saiman.

Dia menyebut, pembangunan pasar higienis bukan solusi dan tidak mendefinisikan penyelesaian persoalan pasar secara utuh di Kota Pekanbaru.

"Ini sebagai tanda adanya persoalan di Pemko, dana digelontorkan tapi tidak ada evaluasi dan tidak diawasi pembangunannya," tegas Saiman.

Dia menyebut dibangunnya pasar higienis sebagai bentuk tak seriusnya Pemkot Pekanbaru dalam mengeluarkan kebijakan. Hal ini dikatakannya sebagai gambaran mental yang membangun untuk lokus arena tapi tak mau berdamai dengan rakyat.

"Pemko melalui instansi terkait bertobatlah dan tidak main- main dengan program kerakyatan. Jangan jadikan program kerakyatan pada tataran idelis tapi menjadi proyek di tataran praktis," tegas Saiman.

Saiman menyatakan pembangunan pasar tersebut sudah gagal dari awal karena bangunannya tak mampu menampung seluruh pedagang. "Entah apa tujuannya dibangun, sementara persoalan pasar yang ada saja tak pernah selesai," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini: