Liputan6.com, Jayapura - Dulunya, bukit ini gersang. Tumbuhan yang ada hanyalah rumput liar dan ilalang. Lokasinya tak jauh dari jantung Kota Jayapura, Papua atau Abepura yang terkenal dengan sebutan kota pelajar. Bukit Skyline namanya, tapi itu sebutan dahulu kala.
Sejak kedatangan Presiden Joko Widodo pada 2014 ke lokasi itu, nama bukit pun berubah yakni Bukit Jokowi. Kala itu, Presiden RI ke-7 berkunjung ke Kota Jayapura.
Dari ketinggian bukit inilah, Jokowi melihat hamparan pemandangan indah dan sejumlah pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang sedang dalam pembangunan.
Advertisement
Salah satunya, adalah Jembatan Holtekamp, penghubung warga di Kota Jayapura hingga ke perbatasan Papua dan Papua Nugini, serta pembangunan PLTU Holtekamp berkapasitas 2x10 Megawatt.
Baca Juga
Nama bukit pun berganti dan saat ini menjadi salah satu tempat favorit warga setempat, sekadar untuk menikmati keindahan alam, merasakan sejuknya tiupan angin di perbukitan atau menyeruput segarnya kelapa muda yang disuguhkan di beberapa pondok jajanan di lokasi itu.
Bukit Jokowi juga berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik dan Teluk Youtefa yang didiami dua kampung tertua di Kota Jayapura, Papua yakni Kampung Enggros dan Kampung Tobati.
Jalur yang harus ditempuh jika ingin ke bukit ini sangatlah mudah. Dari Kota Jayapura ditempuh dalam waktu 30 menit perjalanan darat, sementara dari Abepura dapat ditempuh dalam waktu 15 menit.
Ritual Adat
Saat kedatangan Presiden Jokowi di lokasi perbukitan yang luasnya 200 meter persegi itu, masyarakat setempat melakukan ritual adat yakni injak piring. Injak piring adalah ritual adat suku Biak yang diartikan sebagai ucapan selamat datang kepada tamu.
Tadinya, Bukit Jokowi hanya berupa gundukan kecil dan tak rata. Namun, saat Jokowi ingin melihat sejumlah pembangunan di Kota Jayapura, lokasi inilah yang dipilih karena dianggap strategis untuk melihat pengerjaan proyek pembangunan itu.
Marice Tanasale Korwa, salah satu penjual kelapa muda di Bukit Jokowi menuturkan di lokasi tempat Jokowi berdiri dulunya hanya lahan yang tak terawat. Namun, hanya sesaat, petugas meratakan lokasi itu dan jadilah lokasi Bukit Jokowi yang saat ini sangat menarik.
"Saya lihat waktu itu, Pak Jokowi memantau pembangunan ring road dan pembangunan jembatannya," kata Marice.Dari atas bukit ini, warga Kota Jayapura bisa melihat pembangunan jembatan yang menghubungkan Kota Jayapura dan Distrik Muara Tami, sepanjang 733 meter. Ada juga ruas jalan layang sepanjang 3,5 kilometer dari Pantai Hamadi sampai ke Vihara di Skyland yang merupakan bagian dari rencana pembagunan ring road.
Advertisement
Berkah Melimpah
Karena makin banyaknya warga yang silih berganti datang ke Bukit Jokowi, maka Marice dan beberapa keluarganya berinisiatif menjual kelapa muda.
Pondok-pondok kecil yang menyerupai honai juga dibuat untuk tempat duduk-duduk menikmati keindahan alam di hamparan Teluk Youtefa dan perbukitan sekitarnya.
"Sejak tiga tahun lalu, kami mendapatkaan rezeki dari tempat ini. Apa yang tidak kami pikirkan, justru Tuhan yang menyediakan. Seandainya Pak Jokowi tidak datang ke tempat ini, mungkin kita tidak akan duduk-duduk di sini dan kami tidak pernah mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pak Jokowi datang, kami mendapat rezeki," jelasnya.Dalam kesehariannya, Marice mendapatkan keuntungan hingga Rp 750 ribu dari penjualan kelapa muda. Berbeda jika hari libur, Sabtu dan Minggu, Marice justru mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari penjualan itu.
"Kami selalu kewalahan jika hari libur karena pengunjung sangat padat," ucapnya.
Sonya Obinaru warga Kota Jayapura mengatakan tidak pernah bosan berkunjung ke Bukit Jokowi. Setiap ada kesempatan, ia selalu singgah ke lokasi ini. "Lokasinya sangat dekat dengan Jalan Raya Abepoura, aman dan saya tidak bosan memandang hamparan alam di depan bukit ini," ujarnya.
Untuk menikmati alam dari Bukit Jokowi juga tidak butuh biaya besar, karena hanya membayar uang parkir kendaraan sebesar Rp 5.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 10.000 untuk kedaraan roda empat.
Sedangkan, harga kelapa muda dipatok Rp 15 ribu untuk kelapa murni dan Rp 25 ribu untuk kelapa yang dicampur sirup dan susu.
saksikan video pilihan berikut ini: