Sukses

Mengenal Sosok Penjual Bakso Necis Asal Makassar

Rinto, penjual bakso necis di Makassar. Bergaya rapi bak orang kantoran, dia menjajakkan bakso di pinggir jalan. Bagaimana perjalanan hidup Rinto?

Liputan6.com, Makassar - Seorang pedagang bakso di Kota Makassar, Sulawesi Selatan beberapa hari belakangan ini menjadi buah bibir. Bagaimana tidak, pemuda itu saat jualan bakso berpenampilan bak karyawan kantoran, lengkap dengan dasi dan sepatunya yang mengilap.

Nama lengkapnya Rinto Daeng Sitaba, pemuda berusia 30 tahun itu lebih akrab disapa Mas Koboi, panggilan itu melekat pada dirinya karena dulunya dia sering pakai topi koboi saat jualan bakso di pinggir jalan.

"Kalau tanya sama warga sini di mana rumah Mas Koboi pasti sudah tahu. Nama asli saya Rinto, Rinto Daeng Sitaba, saya dipanggil Mas Koboi karena dulu sering pakai topi koboi," kata Rinto saat ditemui di kediamannya di Jalan Tanggul Patompo, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Senin siang (5/3/2018).

Rinto mengaku sengaja berpakaian rapi bak karyawan kantor saat jualan bakso di pinggir jalan karena ia memiliki banyak koleksi pakaian, dan sayang jika koleksi itu hanya disimpan di dalam lemari.

"Ya sayang saja kalau cuma dipajang. Lagian kalau pakaian biasa pergi menjual rasanya rezeki saya menurun. Siapa tahu saya bisa dapat jodoh kalau necis jualan," kelakarnya sambil tertawa terbahak-bahak.

Awalnya, Rinto melanjutkan, ia hanya menggunakan kemeja dan celana kain untuk berjualan, lambat laun ia kemudian mulai menggunakan sepatu kulit dan setelan jas atau rompi dipadukan dengan dasi sehingga tampak seperti karyawan kantoran.

"Awalnya belum pakai sepatu, cuma pakai sandal jepit. Beberapa lama baru pakai necis, ya sepatu mengilap, jas, atau sesekali pakai rompi plus dasi," jelas dia.

Pemuda berusia 30 tahun itu mengaku berjualan bakso sejak ia mulai beranjak dewasa, tepatnya 18 tahun yang lalu. Rinto kala itu mencoba mengadu nasib  dengan marantau dari kampung halamannya di Cikowang, Desa Bonto Parang, Kecamatan Mangara Bombang, Kabupaten Takalar ke Kota Makassar.

"Saya kira-kira sudah 20 tahun di Makassar. Jualan bakso baru sekitar 18 tahunan sih," ucap anak kedua dari empat bersaudara itu.

Setiap harinya, pagi-pagi sekali, Rinto alias Mas Koboi sudah disibukkan untuk mempersiapkan dagangannya. "Jam 08.00 (Wita) pagi itu sudah mulai siap-siap, masak daging dan persiapkan semua dagangan untuk dijual sore hari," terangnya.

Ini sosok penjual bakso necis asal Makassar. Foro: (Fauzan/Liputan6.com)

Lalu pada pukul 17.00 Wita, dengan pakaian stylish-nya, ia mulai mendorong gerobaknya dari Jalan Tanggul Patompo ke Jalan Dangko lalu kemudian  mangkal di sekitar SMA Tamalate.

"Langganan sudah tahunya saya jualan di situ. Biasanya jam 22.00 (Wita) sudah habis, ya saya pulang deh," ujarnya.

Tak hanya pakaiannya yang nyentrik yang berhasil menarik simpati langganan Mas Koboi, bakso dagangannya pun dijual murah. "Seporsi rata-rata Rp 10 ribu, tapi kalau ada yang mau beli Rp 5 ribu atau Rp 3 ribu juga bisa," ungkapnya.

"Saya jual bakso daging sapi, ada yang besar ada yang kecil. Ada juga isi telur, isi hati ayam atau yang pedas isi cabe," dia menambahkan.

Bentuk totalitas Rinto dalam menjaga gayanya saat berdagang adalah dengan mengoleksi banyak sepatu, kemeja, dasi, dan jas. "Banyak koleksi saya itu, ada sepatu, dan lain-lain. Kalau pakaian lagi ditaruh di beberapa tempat berbeda soalnya rumah sedang diperbaiki," ucapnya.

2 dari 3 halaman

Mencintai Keindahan dan Terbiasa Hidup Bersih

Di Kota Makassar, Rinto selama ini menumpang di rumah salah seorang kerabatnya, Daeng Lau. Daeng Lau mengaku Rinto adalah orang yang memang mencintai keindahan dan terbiasa hidup bersih.

"Kalau sepupu saya ini sudah lama tinggal di sini, dia memang sudah terbiasa hidup bersih dan mencintai keindahan," kata Daeng Lau kepada Liputan6.com.

Buktinya, kata Daeng Lau, tanaman bunga yang ada di halaman rumah miliknya semuanya ditanam Rinto. Tak hanya itu, dengan telaten Rinto juga merawat seluruh tanaman itu.

"Dia yang tanam itu bunga di luar, dia yang rawat tiap hari," ucap Daeng Lau sambil menunjuk ke halaman rumahnya.

Tak hanya menanam tanaman dan bunga, Rinto juga tiap hari membersihkan rumah layaknya seorang ibu rumah tangga. "Memang dia orangnya bersih dari dasarnya," ucap Daeng Lau.

Pakaiannya saja, ucap Daeng Lau, tiap hari dicuci sendiri. Tanpa pernah menyusahkan orang lain atau membawa pakaian itu ke laundry untuk dicucikan.

"Pokoknya satu kali pakai saja itu pakaiannya, besok ganti lagi. Habis dipakai langsung cuci," sambungnya. 

 

 

3 dari 3 halaman

Cibiran yang Berubah Jadi Pujian

Ternyata tak sedikit cibiran yang diterima Rinto alias Mas Koboi karena pakaiannya yang stylish saat menjajakan dagangan baksonya di pinggir jalan.

Daeng Lau menceritakan bahwa salah seorang pegawai lurah setempat menganggap Rinto mengalami gangguan jiwa karena gayanya yang tidak seperti pedagang bakso pada umumnya.

"Pernah saya ditanya, Rinto apakah dia sehat (kejiwaannya) atau tidak. Ya saya jawab saja kalau adik sepupu saya ini sehat wal afiat," cerita Daeng Lau.

Namun belakangan, kepada Daeng Lau, pegawai kantor kelurahan tersebut mengaku kagum dengan apa yang dilakukan Rinto. "Dia kagum dengan konsistensi Rinto, sudah 18 tahun loh dia jualan dengan gaya seperti itu," Daeng Lau menandaskan. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Â