Sukses

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Angkat Bicara soal Larangan Bercadar

Mahasiswa dari berbagai ormas mahasiswa Islam mengutarakan unek-uneknya soal larangan bercadar di UIN Sunan Kalijaga.

Liputan6.com, Yogyakarta - Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga angkat bicara soal surat edaran pendataan dan pembinaan mahasiswi bercadar yang ditandatangani oleh rektor. Perwakilan organisasi massa mahasiswa Islam menggelar jumpa pers di Masjid UIN Sunan Kalijaga, Jumat (9/3/2018).

Pada 7 Maret lalu, mereka menggelar diskusi tentang cadar. Mereka membahas ada apa di balik surat edaran itu.

"Kami mengidentifikasi apa yang sebenarnya diinginkan rektorat dan kami sepakat teman-teman mahasiswi bercadar punya kebebasan dalam berekspresi," ujar Deni Setyawan, perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Ia tidak menampik UIN Sunan Kalijaga merupakan institusi yang memiliki kebijakan, tetapi aturan ini sudah masuk ke ranah privat.

"Kami sepakat mahasiswi bercadar tetap berhak dapat pendidikan," ucapnya.

 

2 dari 3 halaman

Meminta Rektor Menjelaskan Bentuk Pembinaan

Perwakilan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Muqqodarur Rosyadi menyayangkan apabila surat edaran tentang pendataan dan pembinaan berjalan. Pasalnya, ia melihat penghakiman kepada mahasiswi bercadar dan tindakan itu melukai perasaan mereka.

"Kami berencana meminta rektorat untuk mempertimbangkan ulang kebijakan tersebut," tuturnya.

Ia juga menilai kebijakan itu bertentangan dengan visi dan misi UIN Sunan Kalijaga yang inklusif atau bersifat terbuka terhadap perubahan dan akuntabel.

Muqqodarur mendesak rektorat untuk menjelaskan bentuk pembinaannya, apabila surat edaran tetap diberlakukan.

"Sampai saat ini mahasiswa belum dapat penjelasan soal bentuk pembinaan untuk mahasiswi bercadar," kata Muqqodarur.

 

3 dari 3 halaman

Tidak Pernah Ada Sosialisasi Larangan Bercadar

Perwakilan IMM lainnya, Fikir Wildan, mengaku sejak awal orientasi mahasiswa baru sudah diberi tahu perihal berbusana. Namun, tidak ada larangan eksplisit mengenai cadar.

"Kami menyayangkan kalau cadar dianggap sebagai potensi radikalisme," kata Wildan.

Sebagai orang yang dekat dengan mahasiswi bercadar, ia mengungkapkan mereka memiliki keinginan bercadar sejak SMA. Namun, niat itu baru bisa dilakukan saat kuliah.

"Pada masa orientasi memang tidak ada yang menggunakan cadar karena mereka menghormati kampus," kata Wildan.

 

Â