Liputan6.com, Jayapura - Ada telaga berbentuk hati di sekitar Danau Sentani, danau terbesar di Papua. Telaga cinta atau biasa disebut Danau Love oleh masyarakat setempat, terletak di Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura.
Sebenarnya, nama asli telaga itu dalam bahasa daerah setempat adalah Telaga Imfote, sesuai dengan nama tempat telaga tersebut berada. Untuk tiba di Telaga Cinta bisa dicapai lewat darat dan lewat jalur danau.
Jika lewat jalan darat dapat dilakukan kearah Distrik Genyem, Kabupaten Jayapura. Sementara, jika lewat danau, bisa menggunakan perahu atau kapal cepat dari Dermaga Yahim yang terletak tepat di belakang Bandara Sentani, ke arah Dermaga Kawi di Kampung Putaly.
Advertisement
Setelah itu dilanjutkan dengan mendaki bukit yang bisa dilakukan dengan berjalan kaki, sambil menghirup udara segara sekitar danau. Bisa juga dilakukan dengan kendaraan roda dua atau roda empat, karena akses jalan raya juga sudah tersedia.
Baca Juga
Perjalanan menuju ke Telaga Cinta dikelilingi oleh pemandangan yang indah, mulai dari menyusuri pinggir Danau Sentani saat memasuki Kampung Yoka hingga Kampung Puay, lalu naik turun bukit dengan jalan berliku-liku dikelilingi oleh ilalang yang tumbuh liar. Terkadang memasuki hutan yang lebat, kadang pula ditemukan perbukitan yang hanya ditumbuhi rumput liar.
Di sebelah kanan jalan, pemandangan akan terlohat hamparan danau yang biru dan pohon-pohon sagu yang tumbuh subur di pinggir Danau Sentani. Ada juga pemandangan perkampungan di tengah Danau Sentani.
Sekitar lima hektar kawasan di sepanjang jalan menuju Telaga Imfote akan ditemukan pohon jati yang sengaja ditanam oleh Dinas Kehutanan dengan tujuan penghijauan lahan kritis. Ada juga di sekitar hutan jati itu tempat wisata lainnya, Sungai Jaipuri, satu-satunya sungai yang mengalirkan air Danau Sentani, menuju ke Kali Tami selanjutnya mengalir ke laut.
Ramai Dikunjungi Wisatawan
Telaga Cinta dikunjungi hampir setiap hari oleh wisatawan lokal dan dari luar Papua. Namun pada hari libur, kunjungan wisatawan meningkat di telaga tersebut.
"Pemandangan Danau Love memang indah. Selama ini saya hanya bisa melihat lewat facebook dan baru kali ini bisa melihatnya langsung. Saya bahagia sekali berada di sini," kata Maria Pratiwi, salah satu wisawatan dari Sorong, Papua Barat.
Warga Kampung Ebungfauw, Rudi Sokoy (49) menyebutkan Telaga Cinta sudah ada sejak dulu. Ia pun tak mengetahui kapan telaga itu terbentuk.
"Waktu kecil, kami sering berenang di telaga itu. Usai pulang sekolah atau saat pulang ibadah sekolah minggu, pasti kita berenang di sana, sebelum tiba di rumah" kata Rudi.
Rudi menyebutkan telaga itu pun kemudian dikenal luas, lalu dikunjungi banyak orang setelah terbukanya akses jalan sekitar tahun 2011 lalu. Kunjungan wisatawan makin meningkat di tahun 2014, setelah banyaknya foto Danau Love yang diunggah melalui media sosial.Warga di Dusun Hansambe memanfaatkan kunjungan turis lokal dengan menjual kelapa muda di pinggir jalan, seharga Rp 10.000 per butir. Kelapa muda diperoleh dari Kampung Putali.
"Kalau hari raya, kelapa yang laku bisa banyak, diatas seratus ribu. Tetapi jika hari biasa, paling banyak terjual 6 buah,’’ ujar Radius Monim (28), salah satu penjual kelapa muda.
Sayangnya lokasi di sekitar Telaga Cinta belum dikelola dengan baik. Di sekitar pinggir telaga, tempat pengunjung sering melakukan swa foto, rumputnya mulai kering karena seringnya terinjak-injak oleh pengunjung. Banyak juga terlihat botol bekas minuman berserakan di mana-mana.
"Kalau ada yang mengelola lokasi ini, pasti jauh lebih terawat. Misalnya ada tempat khusus untuk berfoto, ada pondok untuk berteduh, ada tempat sampah, sehingga lingkungan sekitar tetap terjaga, bersih dan alami," jelas Nina, salah satu wisatawan lokal yang sudah beberapa kali datang ke Danau Love.
Advertisement