Sukses

Sungai Kemuning Meluap, Warga Sampang Terkepung Banjir

Banjir yang terjadi karena luapan sungai Kemuning di wilayah Sampang disebabkan kondisi air laut pasang.

Sampang - Banjir kembali melanda Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Banjir ini terjadi akibat meluapnya sungai Kemuning pada Senin (12/3/2018) pagi.

Pantauan Suara Surabaya, banjir kiriman dengan arus yang agak deras mulai terjadi pukul 06.00 WIB. Polisi mengimbau warga untuk menjaga anak-anak agar menjauh dari sungai dan selokan.

"Kami mengimbau, bagi warga yang dekat sungai dan selokan agar meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga putra-putrinya saat bermain di dekat sungai dan selokan. Ini demi keselamatan, karena airnya cukup deras pagi ini," ujar Iptu Mohammad Muhni KBO Satlantas Polres Sampang dihubungi suarasurabaya.net.

Iptu Muhni mengatakan, beberapa ruas jalan yang terendam banjir di antaranya Jalan Imam Bonjol, Jalan Melati, Jalan Panglima Sudirman, Jalan KH. Wahid Hasyim, dan Jalan Bahagia.

"Luapan sungai kemuning ini mulai pukul pukul 00.00 WIB dini hari, tapi mulai deras pukul 06.00 WIB. Arusnya agak deras. Untuk kawasan pemukiman yang terdampak di kawasan Barisan dan Selong," katanya.

Iptu Muhni mengatakaan, Satlantas Polres Sampang telah melakukan pengalihan arus ke jalur alternatif, untuk menghindari ruas jalan yang banjirnya parah di antaranya di Jl Trunojoyo, Jl KH Wahid Hasyim, dan simpang tiga perintis.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas menganggarkan Rp 365,3 miliar untuk normalisasi dan penguatan tebing sungai Kemuning Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Dana bersumber dari APBN itu secara Multi Years Contrak (MYC) selama tiga tahun, mulai 2017 hingga 2019.

 

Baca berita menarik lainnya dari Suarasurabaya.net di sini.

2 dari 3 halaman

Tiga Kecamatan di Sampang Terdampak Banjir

Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat luapan sungai Kemunig berdampak pada sejumlah kecamatan dan desa di Sampang terendam banjir, Senin (12/3/2018).

Yanuar Rachmadi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim mengatakan, banjir di Sampang menggenangi Kecamatan Robotang, Kedundung, dan Karang Penang.

"Total ada 12 desa dan 5 kelurahan, ketinggian bervariasi mulai dari 10 sentimeter sampai terparah ada di Jalan Melati dengan ketinggian 1 meter," ujarnya kepada Radio Suara Surabaya.

Yanuar mengimbau kepada masyarakat agar tidak memperparah kondisi yang ada misalkan, dengan membuang sampah sembarangan, penebangan liar, dan alih fungsi lahan.

"Seyogyanya dengan kondisi seperti ini masyarakat turut menjaga, tidak memperparah keadaan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan penebangan liar," katanya.

Yanuar mengatakan, untuk bantuan logistik kepada masyarakat, pemerintaah kabupaten setempat sudah menyediakan logistik sejumlah 80 persen. Jika logistik di Kabupaten Sampang dirasa kurang, maka Pemprov akan menyalurkan logistik tambahan.

3 dari 3 halaman

Air Laut Pasang

Yanuar mengatakan banjir yang terjadi karena luapan sungai Kemuning di wilayah Sampang disebabkan karena kondisi air laut pasang.

Dia menjelaskan, kondisi topografi atau struktur tanah wilayah Sampang memang lebih rendah daripada lautan. Air yang tertampung karena hujan, tidak dapat mengalir ke lautan.

"Sebab kondisi air laut pasang, kemudian BMKG merilis maret adalah puncak penghujan, selama masih ada intesitas hujan tinggi maka akan ada dampak. Karena air laut tinggi, yang harusnya air hujan terbuang ke laut, maka akan kembali lagi," kata Yanuar.

Selain permasalahan kondisi topografi dan air laut pasang, banjir di wilayah Sampang juga disebabkan karena masih banyaknya tepi sungai yang belum diplengseng.

Dia mengatakan, solusi jangka panjang yang sudah diterapkan selama ini adalah mitigasi yaitu berupa normalisasi induk sungai maupun anak sungai Kemuning.

Namun, proses itu tidak bisa selesai dalam jangka hanya satu tahun, dibutuhkan waktu bertahap untuk dapat menyelesaikannya.

"Solusi jangka panjang yang kami ambil, tentunya mitigasi, pendangkalan sungai Kemuning dan anak sungainya perlu adanya normalisasi sungai. Apabila sungainya ini bisa menampung maka air tidak akan ke mana-mana dan akan mengalir ke arah laut," katanya.