Liputan6.com, Sidoarjo - Video viral yang mempertontonkan sejumlah siswi berseragam sedang mempersekusi seorang remaja perempuan lainnya diunggah warganet melalui akun Facebook @Abu Rafief pada Sabtu, 10 Maret 2018, sekitar pukul 17.45 WIB
Unggahan video tersebut mengundang reaksi dari kalangan warganet. Hingga kini, sudah lebih dari 13.875 kali video tersebut dibagikan.
Terkait video persekusi itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, Setda bagian kesra dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Sidoarjo mendatangi sebuah SMP negeri setempat pada Senin, 12 Maret 2018, sekitar pukul 08.00 WIB.
Advertisement
Baca Juga
Kedatangan mereka berkaitan dengan beredarnya video persekusi sekelompok siswi berdurasi 00.30 menit. "Kami menindaklanjuti video yang beredar," ucap salah satu staf bagian kesra yang enggan disebutkan namanya.
Kedatangan petugas berlangsung tertutup. Pihak sekolah juga enggan memberikan komentar apa pun terkait beredarnya video tersebut.
Salah satu petugas unit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo membenarkan insiden tersebut. Meski begitu, hingga kini masih dalam proses pertemuan dengan pihak sekolah.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, M Asrofi membenarkan atas kejadian tersebut. Menurut Asrofi, persekusi terjadi pada Kamis, 8 Maret 2018 lalu, sekitar pukul 14.00 WIB, di kawasan Perumahan Bumi Intan Permai Rangkah, Sidoarjo.
Â
Â
Utang Softlens
Korban persekusi itu merupakan siswi kelas 6 SD di kawasan Desa Rangkah, Kecamatan Kota Sidoarjo. "Korban berinisial A, kelas 6 SD. Korban di-bully hingga menangis oleh L, D, dan P asal salah satu SMP negeri di Sidoarjo," tutur Asrofi.
Menurutnya, persekusi terjadi karena faktor utang piutang pelunasan softlens. Saat itu, korban yang belum melunasi utang piutang akhirnya ditagih oleh salah satu dari ketiga pelaku.
"Karena tagihan itu, akhirnya terjadi adu mulut sampai viral di media sosial," katanya.
Asrofi menilai permasalahan itu dipicu masalah sepele. Ia berharap seluruh pemangku kepentingan, termasuk guru dan orangtua ikut mengawasi anak-anak mereka agar kejadian tersebut tidak berulang.
Sementara, salah satu pengajar di SMPN tersebut, Khoirul Huda, mengatakan bahwa kasus ini masih didalami pihak Satreskrim Polresta Sidoarjo. Pihaknya berharap, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi siswa siswi lainnya.
"Masih didalami kepolisian. Harapannya bisa secepatnya clear," ujar Khoirul.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement