Liputan6.com, Cilacap - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bersama Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) Cilacap memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia dalam kategori minum jamu massal dengan jumlah peserta terbanyak.
Kegiatan yang digelar di Alun-Alun Cilacap, Jumat (16/3/2018) dan dihadiri Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Semarang Endang Pudjiwati itu melibatkan puluhan ribu peserta yang mayoritas pelajar.
Saat menyampaikan piagam penghargaan, Manajer Senior Muri Sri Widayati mengatakan Pemkab Cilacap pada 2007, pernah mencatatkan rekor minum jamu dengan peserta terbanyak yang mencapai 6.956 orang.
Advertisement
"Rencananya akan menumbangkan rekor yang dicatatkan oleh Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2012 sebanyak 15.000 peserta, sehingga syarat dari MURI cukup melampaui 10 persen sudah bisa menumbangkan rekor lama," katanya, dilansir Antara.
Baca Juga
Ia mengatakan berdasarkan hasil verifikasi MURI, peserta pemecahan rekor minum jamu massal di Cilacap tercatat 20.188 orang. Maka itu, Cilacap berhasil menumbangkan rekor lama dan tercatat pada Muri dengan nomor rekor 8.360. Piagam penghargaan MURI tersebut lalu diserahkan kepada Pemkab Cilacap dan PPJAI Cilacap.
Ditemui usai kegiatan, Ketua PPJAI Cilacap Mukit Hendrayanto mengharapkan pemecahan rekor MURI menjadi tonggak awal agar jamu buatan Cilacap legal, tanpa bahan kimia obat (BKO), maju, dan tumbuh kembali seperti dulu.
"Menurut kami, sangat mungkin tumbuh kembali karena jamu bagi kita (merupakan) masa depan, bukan masa lalu. Di negara-negara maju juga kembali ke jamu, kembali ke alami, itu sudah menjadi trademark perdagangan, landscape perdagangan hari ini," katanya.
Â
Â
Kondisi Jamu di Cilacap
Ia mengatakan kondisi industri jamu di Cilacap sudah membaik dan telah memperoleh izin dari Dinas Kesehatan maupun BBPOM sehingga mulai memproduksi jamu-jamu legal serta tidak mengandung bahan-bahan berbahaya.
Menurut dia, anggota PPJAI Cilacap saat ini mencapai 70 pelaku jamu alami. Sembilan di antaranya berupa usaha kecil dan menengah (UKM).
Sementara itu, Kepala BBPOM Semarang Endang Pudjiwati menyambut baik upaya PPJAI untuk menggelar kegiatan tersebut agar masyarakat terbiasa minum jamu. Ia juga berharap para pengusaha jamu tetap memproduksi jamu yang aman, bermanfaat, dan bermutu karena itu syarat untuk produk obat tradisional.
"Jadi, tidak boleh menambahkan bahan kimia obat," katanya.
Ia mengatakan siap mendampingi para pengusaha jamu dalam proses registrasi dan membantu uji laboratorium secara gratis untuk UMKM obat tradisional. Namun, ia tak segan untuk menindak industri jamu tradisional yang mencampurkan bahan kimia obat ke dalam produknya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement