Sukses

Berbagi Pengalaman Ala Sasmita Coffee Cirebon

Kopi bukan hanya sekedar cara membuat melainkan bagaimana hasil akhir dan bisa berbagi pengalaman

Liputan6.com, Cirebon - Menjamurnya kedai kopi di Cirebon menjadi bagian dari semangat pecinta kopi di Pantura Jawa Barat lebih giat meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat.

"Dari rasa nasionalisme kopi adalah komoditi unggulan dan sangat mempengaruhi ekonomi dan Indonesia salah satu surganya kopi. Kopi Indonesia jadi unggulan karena setiap hari orang bule harus minum kopi," kata pemilik Sasmita Coffee Cirebon Risma Prihada kepada Liputan6.com, Minggu (18/3/2018).

Bagi Risma, masyarakat Cirebon harus bangga dengan banyaknya jenis kopi di Indonesia. Risma juga menuturkan, Kopi merupakan pengalaman pribadi seseorang yang tidak bisa diganggu oleh kepentingan manapun.

Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencintai Kopi Indonesia adalah melihat hasil akhir. Risma mengaku selalu bertukar pikiran dengan pelanggan tentang pengalaman ngopi.

"Kopi itu berbicara tentang rasa bukan tentang cara dan intinya di hasil akhir, saya ngobrol banyak teori tapi hasilnya ga enak sama saja bohong," kata Risma.

Dalam upaya mengenalkan kopi Indonesia, Risma memiliki konsep unik untuk membawa pelanggan menikmati Kopi. Konsep jualan kopi ala Risma ini dengan menggunakan sistem kekeluargaan.

Bahkan, dari sisi harga, Risma cenderung mengedepankan sistem demokratis kepada pelanggannya.

"Waktu itu pernah saya lihat harga bahan baku kopi naik saya kepikiran bagaimana pelanggan menikmati kopi kesukaannya dengan harga murah. Akhirnya saya tawarkan dan berunding ke pelanggan mengenai harga sampai ketemu solusinya," ujar Risma.

2 dari 3 halaman

Maksimalkan Kekurangan

Kedai Kopi Sasmita ini berada di Taman Nuansa Majasem Jalan Garut B7 No 8, Kota Cirebon. Dia mengaku, dari segi tempat, kedai kopi miliknya tidak strategis.

Risma hanya memanfaatkan garasi rumahnya untuk dijadikan kedai kopi setelah pindah dari kawasan Zona Kongkow depan Kampus Unswagati Cirebon.

Bahkan, di tempat barunya itu, Sasmita Coffee Cirebon sengaja tidak memasang papan nama maupun petunjuk kedai yang berdiri tahun 2015 lalu. Dari sebuah garasi, timbul ikatan emosional yang kuat dengan pelanggan.

"Saya sadari dan tahu kekurangan saya dari lokasi bahkan disini saya sengaja tidak pasang Wifi karena biar suasana lebih akrab tapi Alhamdulillah pelanggan saya ada terus," ujar dia.

Kedai kopi milik Risma ini hanya mengandalkan promosi manual dari pengalaman pelanggan. Risma juga hanya memasang titik lokasi kedainya di peta pencarian online dan media sosial.

3 dari 3 halaman

Manual Brewing

Dimata Risma, kopi adalah seni dan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, dalam pengembangan usaha kedai berbasis kekeluargaan, Risma konsisten membuat kopi dengan teknik Manual Brewing.

"Di manual brewing ada semuanya baik kopi adalah seni maupun kopi adalah pengetahuan tapi yang penting dalam ngopi tidak ada yang salah menggunakan metode apapun. Kembali lagi kopi itu pengalaman pribadi," sebut Risma.

Menurut dia, membuat kopi dengan menggunakan beragam teknik hanya berlaku dalam setiap kompetisi pembuatan kopi oleh barista. Metode pembuatan kopi, lanjut Risma hanya sebatas aturan dan tata cara yang berlaku di seluruh dunia.

Dia mengatakan, dasar utama pembuatan kopi di Keda Sasmita Coffee adalah single origin. Ragam jenis kopi Indonesia yang dijualnya itu mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu per cangkir.

"Single origin sampai sekarang dan yang terpenting adalah edukasinya mas serta pengalaman ngopi masyarakat di Cirebon," ujar dia.

Saksikan vidio pilihan berikut ini: