Liputan6.com, Bengkulu - Provinsi Bengkulu memiliki banyak pesona alam. Selain Pantai Panjang yang menjadi ikon wisata Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah yang hanya berjarak beberapa kilometer saja juga menyimpan potensi alam yang tidak kalah menarik.
Salah satunya adalah Air Pemandian Pengantin yang terletak di Desa Bukit Kecamatan Talang Empat. Masyarakat setempat percaya bahwa jika seseorang sulit mendapatkan pasangan hidup, silahkan mandi di pemandian pengantin ini.
Sabirin, warga Bengkulu Tengah mengatakan, selain enteng jodoh, mandi di air pemandian pengantin juga dipercaya memudahkan pasangan baru menikah untuk mendapatkan keturunan. Sudah banyak orang datang ke wilayah mereka untuk mencoba peruntungan.
Advertisement
"Semua atas izin Allah, sudah banyak yang berhasil, boleh percaya boleh tidak," ujar Sabirin (19/3/2018)
Baca Juga
Bagi masyarakat sekitar, pasangan yang baru melangsungkan pernikahan diarahkan untuk mandi di pemandian pengantin. Tujuannya supaya jika memasuki masa mengandung anak, tidak mudah mengalami keguguran.
Maryadi, petani desa setempat, mengaku pernah bertemu sesosok pria mengenakan pakaian adat lengkap duduk bersila diatas batu petak menghadap air pemandian. Saat itu dirinya sedang menuju kebun kopi yang memang melintasi kawasan tersebut.
Sehari sebelumnya, Maryadi mengaku kencing di hulu aliran air tanpa mengucap "maaf tabik nenek" atau permisi dalam bahasa Bengkulu kepada leluhur penunggu aliran air. Setelah melihat sosok penunggu tersebut, dia mengaku sakit selama lebih dari satu minggu. Oleh "orang pintar" setempat dia diwajibkan melakukan ritual potong ayam hitam dan berdoa minta maaf.
"Sosoknya seperti seorang pangeran, hanya tampak dari belakang," ujar Maryadi.
Legenda Poyang Pembunuh Buaya
Sejarah Air pemandian Pengantin, menurut Eka Nurmaeni, Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Tengah terbentuk oleh salah seorang pangeran sakti bernama Poyang Biring Kecik.
Poyang ini mencari tempat pemandian setelah bertarung dan berhasil membunuh seekor "Gergagu" atau buaya berukuran besar. Senjata yang digunakan saat bertarung melawan buaya tersebut ditancapkan ke tanah dan berhasil membentuk lubang besar yang kemudian terisi dan dialiri air.
"Kesaktian poyang biring kecik ini yang tertinggal melalui pusaka sakti yang ditancapkan membentuk kolam pemandian," jelas Eka.
Sayangnya, akses jalan menuju air pemandian tersebut belum dibuka. Masyarakat harus berjalan kaki sejauh 150 meter dari lokasi memarkirkan kendaraan. Menurut Eka, pihaknya sudah menerima usulan masyarakat, tetapi anggaran yang diusulkan masih dalam tahap pembahasan oleh para pihak.
"Kita coba masukkan usulan ini, semoga bisa disetujui," kata Eka Nurmaeni.
Advertisement
Lima Air Terjun Perawan
Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki banyak pesona alam yang masih perawan atau belum terjamah perkembangan zaman. Diantara potensi itu adalah Air Tejun yang berada di Desa Penembang Kecamatan Merigi Kelindang.
Setidaknya ada lima air terjun perawan yang berdekatan di desa ini. Diantaranya, Curuq Embun Bidadari, Curuq Psuk, Curuq Midar, Curuq Guung dan Curuq Air Tik Loi. Desa yang berada di kaki Gunung Bungkuk ini memang sulit dijamah, selain medan berat menuju lokasi juga akses jalan yang belum diaspal menjadi kendala utama para pelancong mendatangi objek wisata tersebut.
Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bengkulu Tengah Eka Nurmaeni mengatakan, dari lima air terjun yang berada dalam satu kawasan tersebut, Curuq Embun Bidadari yang paling menarik. Selain bentuknya yang unik dengan undakan berjenjang, air yang turun diantara bebatuan lebih halus hingga membentuk curahan embun yang jatuh.
"Percikan air yang turun menjanjikan sensasi kesegaran," ungkap Eka.
Warga lokal juga membuat kebijakan bagi siapapun yang mendatangi air terjun, diwajibkan tidak meninggalkan barang apapun ketika pulang. Tujuannya supaya kawasan tersebut bebas sampah dan tidak tercemar.
Komarudin, warga setempat mengatakan, akan ada denda yang dikenakan bagi orang yang meninggalkan sampah atau bekas makanan di sekitar air terjun. Para pemuda yang melakukan pengawasan akan melapor kepada pemuka masyarakat jika menemukan sampah dan langsung mengambil tindakan.
"Satu bungkus permen saja yang tertinggal akan kami kenakan denda," tegas Komarudin.
Â