Liputan6.com, Pontianak - Pesawat tanpa awak berbahan bakar sinar matahari akan memeriahkan peringatan puncak kulminasi matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, 21 Maret 2018. CEO Borneo Skycam, Toni Eko Kurniawan mengatakan, pesawat tersebut akan merekam aktivitas peringatan titik kulminasi matahari yang bertema "Membelah Langit Khatulistiwa".
Penerbangan pesawat bernama OPIOR-1603 yang dikembangkan Borneo Skycam bersama Creative Robotic School tersebut, dapat disaksikan secara live streaming di saluran YouTube Borneo Skycam.
Ia menambahkan, untuk memberikan tayangan visual yang bisa disaksikan lewat YouTube secara langsung, pesawat itu dilengkapi kamera yang dapat dipantau pada ground control station secara real time.
Advertisement
Baca Juga
Toni menyebut pesawat nirawak bisa digunakan untuk kepentingan militer, seperti pemantauan batas negara atau digunakan untuk pengambilan data peta.
"Untuk sementara pesawat ini kami gunakan sendiri untuk kebutuhan pengambilan data peta yang bisa memantau wilayah sekitar 1.000-3.000 hektare per terbang," katanya di Pontianak, Senin, 19 Maret 2018.
Sementara itu, peristiwa titik kulminasi terjadi dua kali setahaun, yakni pada 21-23 Maret serta 21-23 September dan telah menjadi agenda tahunan Kota Pontianak guna menarik kedatangan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Tepat Berada di Atas Kepala
Peristiwa titik kulminasi matahari merupakan fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Saat itu, posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda di permukaan bumi, terutama di kawasan Tugu Khatulistiwa.
Kulminasi matahari berada tegak lurus di atas kepala manusia, yakni pada 21-23 Maret pukul 11.50 WIB, dan 21-23 September pukul 11.38 WIB di Tugu Khatulistiwa Pontianak.
Kulminasi matahari merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi di sebelas negara, termasuk di Indonesia, tepatnya di Pontianak. Kelima negara lain adalah Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia. Seluruhnya berada di Afrika.
Di Amerika Latin, garis itu juga melintasi empat negara yaitu Ekuador, Peru, Kolombia, dan Brasil. Dari semua negara yang dilewati tersebut, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak. Maka, Kota Pontianak juga dikenal dengan sebutan Kota Khatulistiwa.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement