Liputan6.com, Gorontalo - Kabupaten Bone Bolango terletak di bagian timur Provinsi Gorontalo. Kabupaten ini terkenal dengan kebersihan dan kesejukan alamnya. Tak mengherankan jika Bone Bolango sering mendapatkan Piala Adipura karena kebersihan itu.
Salah satu yang menjadi prioritas adalah Danau Perintis. Kebersihan danau yang terletak di tengah Kota Bone Bolango juga sangat dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bone Bolango. Maka itu, Danau Perintis juga masuk dalam item penting penilaian Adipura.
Kondisi Danau Perintis kini yang dipenuhi eceng gondok membuat Bupati Bone Bolango Hamim Pou khawatir. Tak sabar melihat danaunya bersih, ia langsung menceburkan diri ke danau tanpa menggunakan alat pengaman.
Advertisement
Baca Juga
Bupati Bone Bolango langsung terjun di kerumunan eceng gondok. Ia membawa satu per satu benalu ke daratan. Menurutnya, hal itu memang sudah harus dilakukan sebagai penduduk setempat.
"Pribumi tidak harus takut. Hal seperti ini sudah biasa saya lakukan sebelum saya bupati," kata Hamim, beberapa waktu lalu.
Ia meyakini, pemimpin yang bertindak lebih berdampak pada warga. Jika ingin warga peduli terhadap lingkungan, pemimpin harus di depan menunjukkan hal tersebut.
"Kalau pemimpinnya sudah turun, pasti rakyatnya pun akan turun karena ini merupakan danau satu-satunya di Bone Bolango yang mulai terjadi pendangkalan akibat eceng gondok," ujarnya.
Ia menolak aksi nekatnya itu sebagai pencitraan, melainkan semata untuk mempertahankan Adipura.
"Meskipun masih dalam daerah berkembang, minimal sudah dikenal di daerah-daerah lain dengan kebersihannya. Saya pun berharap agar masyarakat bisa sadar akan pedulinya lingkungan," ucapnya.
Â
Â
Jadi Bahan Pupuk
Pertumbuhan eceng gondok di Danau Perintis yang sudah tidak terkontrol, semakin memperburuk kondisi salah satu ikon yang ada di Gorontalo itu. Keberadaan tanaman parasit itu merusak ekosistem danau serta mempercepat proses pendangkalan.
Pantauan Liputan6.com, tumbuhan eceng gondok hampir memenuhi setiap permukaan Danau Perintis. Selain mengganggu pemandangan, tanaman itu juga menyebabkan pendangkalan dan mengganggu hidup hewan air.
Rolin Jafar (34), salah satu warga yang ditemui saat sedang melihat Danau Perintis dari puncak Benteng Otanaha mengakui, kondisi danau itu sekarang sudah sangat menyedihkan.
"Padahal dulu kamari ini danau luas dan dalamnya sampe 30 meter, sekarang paling tinggal 3 meter. Ditambah lagi dengan adanya eceng gondok ini yang makin bertambah banyak, tambah jelek pemandangan danau," ujarnya, Jumat, 2 Juni 2017.
Rolin dan masyarakat lainnnya sangat berharap, pemerintah bisa memikirkan solusi agar kondisi danau ini bisa kembali membaik serta pertumbuhan eceng gondok pun dapat terkontrol.
Menjawab hal itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Rahmat Pomalingo mengungkapkan rencana mengolah eceng gondok menjadi pupuk organik. Manfaatnya jelas berlipat-lipat.
"Jadi untuk setiap kecamatan, kami akan bentuk dua pencacah eceng gondok sebagai awal dari program ini. Kami juga telah mengajukan kepada Bupati untuk pengadaan mesin pencacah eceng gondok agar lebih maksimal pengolahannya," ujarnya.
Rahmat menambahkan, tujuan program ini, selain untuk menyelamatkan Danau Perintis, sektor pertanian juga akan terbantu karena ketersediaan pupuk yang meningkat.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement