Liputan6.com, Semarang - Eksistensi Dharma Wanita Persatuan (DWP) sebagai organisasi istri para Aparatur Sipil Negara (ASN) memang sudah diakui. Tentu tidak lepas dari dukungan pemerintah melalui anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan, sebagaimana KORPRI sebagai organisasi ASN.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan dukungan itu tidak gratis karena menggunakan uang negara. Karenanya ia meminta agar DWP Kota Semarang lebih aktif membantu pembangunan kota. Didampingi Tia Hendi, istrinya, Hendi meminta DWP tidak menjadi organisasi wanita yang eksklusif.
Kegiatannya juga bukan hanya seputar lomba masak, lomba kecantikan. Kegiatan yang dilakukan harus bisa lebih dari itu.
Advertisement
Baca Juga
“Para anggota DWP bisa kerjasama dengan Tim Penggerak PKK dan organisasi lain serta masyarakat untuk menyinkronkan kegiatan riil," kata Hendi saat sertijab Ketua Antar Waktu Dharma Wanita Persatuan Kota Semarang Masa Bhakti 2014-2019, di Hall Balaikota, Selasa (20/3/2018).
Menurut Hendi, banyak persoalan sosial yang terjadi. Mulai kemiskinan, bias gender, bullying anak, hingga pengangguran.
"Para anggota Dharma Wanita bisa membantu mengedukasi masyarakat agar angka kemiskinan bahkan KDRT di sekitar kita turun. Kalau perlu jadi nol," kata Hendi.
Korban kekerasan biasanya memang perempuan dan anak. Ini disebabkan karena secara fisik perempuan dan anak lebih lemah dari pada laki-laki. Angkanya bahkan mencapai 40Â persen.
"Ini dapat menjadi target pembangunan di lingkungan masing-masing anggota Dharma Wanita Persatuan," kata Hendi.
Â
Kekerasan, Kemiskinan
Data Bappeda Kota Semarang menunjukkan bahwa kemiskinan di Kota Semarang mencapai 4,5 persen atau sekitar 70.000 warga. Diharapkan program-program kerja Dharma Wanita menyentuh persoalan itu agar ada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Semarang dijabat oleh Ny. Agus Riyanto yang sebelumnya dijabat oleh Ny. Asih Adi Trihananto.
Dalam sambutannya, Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah Ny. DR. Rini Budihastuti Sri Puryono, M.Si menyebutkan bahwa sebagai Aparatur Sipil Negara harus siap ditugaskan di mana saja. Untuk itu konsekuensinya sebagai istri ASN juga harus cepat menyesuaikan diri di lingkungan yang baru.
"Kita harus bisa memperkuat peran perempuan melalui karya dengan bersikap profesional sesuai potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat mendukung visi dan misi Dharma Wanita Persatuan," kata Rini.
Advertisement