Liputan6.com, Palembang - Aksi kekerasan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Palembang kembali terjadi. Bisan Azhari (43), seorang narapidana, tewas usai dianiaya petugas sipir di dalam Lapas Mata Merah, Palembang.
Dari informasi yang diperoleh, narapidana yang terjerat kasus penyalahgunaan narkoba itu dibawa ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang, setelah dianiaya pada Kamis, 15 Maret 2018.
Advertisement
Baca Juga
Setelah lima hari dirawat intensif di RSMH Palembang, nyawa korban tidak tertolong. Narapidana tewas pada Selasa malam, 20 Maret 2018, di ruang ICCU rumah sakit.
Dari hasil diagnosis dokter, terdapat banyak luka memar di beberapa bagian tubuh korban. Pihak keluarga merasa curiga dengan tubuh korban yang banyak luka.
Junaidi, kakak korban mengatakan, pihak keluarga merasa kematian Basir tidak wajar. Apalagi, hasil visum dari dokter RSMH Palembang yang semakin menguatkan kecurigaannya.
"Banyak luka di tubuh adik saya. Apalagi di bagian pundak, kepala, dan perut terdapat gumpalan darah. Itu hasil pemeriksaan dokter rumah sakit," ujarnya kepada Liputan6.com, saat ditemui di RSMH Palembang, Rabu, 21 Maret 2018.
Kasus Utang Piutang
Pihak keluarga mencoba menanyakan insiden kekerasan yang dialami korban ke pihak Lapas Mata Merah Palembang. Namun, Lapas Mata Merah Palembang menolak menginformasikan apapun.
Karena tidak direspons, keluarga korban akhirnya melaporkan kasus dugaan penganiayaan ini ke Polda Sumsel. "Laporan ke Polda Sumsel kami lakukan, agar bisa mendapatkan titik terang kematian adik saya," kata Junaidi.
Kepala Lapas Mata Merah Palembang Pargiyono membenarkan bahwa salah satu petugasnya berinisial JS (30) telah memukul korban. Dari informasi yang didapatkannya, korban berutang kepada narapidana lainnya.
Utang tersebut ditagih oleh teman korban di dalam lapas. Korban lalu menghubungi keluarganya untuk segera membawa uang ke lapas.
"Tapi, korban beralasan uang tersebut untuk membayar hutang ke JS. Petugas kita tidak terima namanya disangkutpautkan, diduga alasan inilah terjadi pemukulan," ungkapnya.
Advertisement
Selidiki Kematian Korban
Saat kejadian, Kapalas Mata Merah Palembang sedang berada di Jakarta untuk urusan dinas. Dia baru mendapatkan informasi dari petugas lapas lainnya tentang kejadian tersebut.
Kemungkinan, kondisi korban awalnya sudah mengalami trauma kekerasan, ditambah pemukulan yang dilakukan JS, sehingga membuat kondisi korban semakin memburuk.
Dia menyayangkan tindakan gegabah petugasnya, sehingga napi yang dijaganya meninggal dunia. "Jika narapidana bertindak di luar kendali, bisa dimasukkan ke sel lagi. Tidak perlu melakukan kekerasan, ini sangat memalukan institusi kita," ucapnya.
Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan, laporan dari keluarga korban yang sudah masuk akan ditelusuri lebih lanjut.
"Kita langsung menyelidiki penyebab kematian korban. Apakah benar kematian korban akibat penganiayaan di dalam lapas atau bukan," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: