Sukses

Demi Minyak, Warga Kuliti Kulit Bangkai Paus Terdampar

Paus yang diduga berjenis Paus Sperma tersebut terpisah dari kelompoknya dan sudah mati di tengah samudra sebelum menepi ke arah daratan.

Liputan6.com, Bengkulu - Bangkai paus sepanjang 12,6 meter terdampar di Pantai Desa Pengubaian, Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Bangkai paus yang sempat terombang-ambing di Samudera Hindia itu berhasil didaratkan para nelayan setempat dengan bantuan ombak dan menepi dengan posisi kepala menghadap ke arah utara.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kaur Edwar Heppy mengatakan, hasil pengukuran yang dilakukan staf DKP memastikan, panjang bangkai paus tersebut mencapai 12,6 meter. Paus yang diduga berjenis paus sperma tersebut terpisah dari kelompoknya dan sudah mati di tengah samudera sebelum menepi ke arah daratan.

"Sudah menjadi bangkai di tengah laut," ujar Edwar saat dihubungi di Bintuhan, Kamis, 22 Maret 2018.

Dari bentuk fisik bangkai paus tersebut, lanjut Edwar, diperkirakan berjenis paus sperma atau Physeter macrocephalus. Ciri utamanya adalah rangka kepala yang besar berbentuk mirip kotak dan warnanya lebih mirip putih susu.

Ciri lain yang juga mempertegas bangkai tersebut adalah paus sperma adalah lubang pernafasan yang tidak jauh dari kepala dan tidak berada pada posisi lurus atau lebih condong ke kiri. Diperkirakan, bobot paus ini lebih dari 4 ton dengan dagu terdapat kerutan bergaris.

 

 

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Dikuliti Warga

Keberadaan bangkai paus sperma yang sudah menepi di pantai membuat heboh warga Kabupaten Kaur. Puluhan warga langsung menguliti bangkai paus dan mengambil beberapa bagian untuk dijadikan minyak.

Antoni Kinal mengaku mendapat informasi jika minyak paus memiliki harga yang lumayan tinggi jika dijual. Meskipun sudah menebar aroma busuk, dia tetap berupaya mengambil beberapa bagian untuk diolah menjadi minyak dengan cara dipanggang di atas wajan.

"Saya ikutan saja, belum tahu apakah ada yang mau membeli nantinya," ujar Antoni.

Beberapa pemuda setempat juga menjadikan lokasi mendaratnya bangkai Paus sebagai objek mengais rezeki. Warga yang datang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat ditarik uang jasa penjagaan kendaraan.

Ronald Paguci, pemuda setempat mengaku, dalam tiga hari sejak pertama kali bangkai paus terdampar, mereka bisa mengantongi uang jasa menjaga kendaraan lebih dari satu juta rupiah. Uang tersebut mereka bagi untuk kebutuhan operasional dan sebagian dimasukkan ke dalam kas organisasi kepemudaan setempat.

"Hasilnya lumayan, kami bisa dapat uang rokok sambil mengisi kas organisasi," ungkap Ronald.

3 dari 3 halaman

Bangkai Dibakar

Keberadaan bangkai ikan paus yang sudah lebih dari tiga hari di atas pasir pantai dan dalam kondisi sudah dikuliti warga mulai menebar aroma busuk. Tajamnya aroma bahkan tersebar hingga ke pemukiman warga yang berajar ratusan meter dari bibir pantai.

Kondisi yang sudah mengganggu itu langsung disikapi oleh para pemuka masyarakat setempat. Setelah urun rembuk, disepakati bangkai tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar.

Harismanto, salah seorang warga mengatakan, aroma busuk yang mulai mengganggu itu tidak bisa dibiarkan saja. Jika tetap menunggu hingga hancur, membutuhkan waktu yang sangat lama.

"Kami sepakati dibakar saja, tim dari DKP juga sudah melakukan pendataan," ujar Harismanto.

Pembakaran bangkai Paus dilakukan dengan cara menumpuk kayu kering hingga menutupi seluruh tubuh paus dan disiram dengan minyak tanah. Warga terus menambah kayu kering yang berada di sekitar lokasi hingga bangkai paus benar-benar menjadi hangus dan aroma busuk sudah tidak menyebar lagi.

"Tidak bisa dimusnahkan seluruhnya, yang pasti baunya sudah tidak menyengat lagi," kata Harismanto.

Saksikan video pilihan berikut ini: