Liputan6.com, Sukabumi - Seorang balita bernama Rafi (2,5) ditemukan tak bernyawa di Gunung Sampai, Kampung Legok Arey, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tak jauh dari tubuh balita itu, ayahnya ditemukan tewas tergantung di pohon mahoni.
Dilansir Antara, Dede Bemo, tetangga korban, mengungkapkan jasad balita itu ditemukan kakeknya di dekat pohon mahoni di Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, pada Jumat, 23 Maret 2018, pukul 05.30 WIB.
Sang kakek sebelumnya mencari cucunya itu berbekal senter. Gorong-gorong dan rimbunan pohon diperiksa satu per satu. Kemudian, kakek korban naik ke Gunung Sampai dan menemukan cucunya tergeletak di bawah pohon mahoni.
Advertisement
Spontan, sang kakek berteriak hingga mengundang perhatian warga yang langsung melarikan Rafi ke rumah sakit. Ternyata dari hasil visum terdapat luka bekas cekikan ditambah goresan bekas kuku.
"Terdapat bekas cekikan di lehernya," kata Dede.
Baca Juga
Penemuan balita itu menerbitkan kecurigaan warga atas keberadaan Agung Akbar (30) -ayah korban- yang tidak ada di lokasi, ditambah seorang warga mengaku kehilangan tambang. Warga kemudian naik lagi ke Gunung Samping.
Ternyata, tak jauh dari lokasi penemuan jenazah Rafi, tepatnya di atas pohon mahoni setinggi tujuh meter tersebut, ditemukan jasad ayah korban. Ia diduga tewas gantung diri.
"Kami langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak Polsek Nyalindung dan jasad kedua korban dibawa ke RSUD Sekarwangi," katanya.
Usai tragedi itu, warga langsung menebang pohon mahoni yang menjadi tempat pembunuhan sekaligus bunuh diri untuk menghindari kesan angker. Selain itu, polisi juga sudah memasang garis polisi di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Motif Masih Sumir
Sementara, kasus pembunuhan sekaligus bunuh diri ayah dan anak itu kini ditangani Polres Sukabumi. Polisi masih menyelidiki motif dugaan pembunuhan tersebut.
"Dari penyelidikan sementara, pelaku pembunuhan M Rafi (2,5) dilakukan oleh ayahnya sendiri Agung Akbar (30) dengan cara dicekik di sekitar Gunung Samping, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, pada Jumat (23/3/2018)," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi, di Sukabumi, Sabtu (24/3/2018), dilansir Antara.
Menurutnya, usai membunuh anak semata wayangnya, tersangka lalu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di pohon mahoni setinggi tujuh meter. Jasad keduanya sudah dikembalikan kepada pihak keluarga karena tidak mau diautopsi.
Meski begitu, polisi masih melanjutkan penyelidikan. "Kami masih memintai keterangan dari sejumlah saksi seperti keluarga korban dan istri tersangka serta warga sekitar," katanya lagi.
Nasriadi membenarkan keterangan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, tersangka kerap cekcok dengan istrinya, tapi belum diketahui penyebab pertengkaran pasangan suami istri tersebut.
Dede Bemo yang merupakan tetangga keluarga itu menyebut kerap mendengar pertengkaran antara Agung dan Novi (istrinya) yang dinilai wajar hingga mereka tidak menyangka tersangka bertindak nekat. Warga juga enggan ikut campur dalam permasalahan itu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement
Kontak Bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Berikut daftar layanan konseling yang bisa Anda kontak maupun untuk mendapatkan informasi seputar pencegahan bunuh diri:
Gerakan "Into The Light" Facebook:
IntoTheLightID Twitter: @IntoTheLightID
Email: intothelight.email@gmail.com
Web: intothelightid.wordpress.com
Save yourself Facebook: Save Yourselves
Instagram: @saveyourselves.id Line: @vol7047h Web: saveyourselves.org