Liputan6.com, Cirebon - Keberadaan proyek PLTU II Cirebon Power diyakini akan menyerap tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan proyek yang pernah dikerjakan sebelumnya.
Hingga saat ini, progres pembangunan PLTU II Cirebon sudah berjalan 10 persen. Masa konstruksi ditargetkan selesai selama 51 bulan mendatang.
Advertisement
Baca Juga
Seiring dengan berjalannya proyek tersebut, PLTU Cirebon akan menyerap ribuan tenaga kerja dari berbagai keahlian. Presiden Direktur PT Cirebon Power Heru Dewanto mengatakan, pada proyek pertama jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 3600 orang.
"Nah yang sekarang data rincinya saya pastikan lebih dari 3600 orang dan banyak multiplayer efek pokoknya nanti tunggu pengumuman saja," kata Heru, Minggu (25/3/2018).
Heru menyebutkan, sejumlah posisi pekerjaan yang akan ditawarkan cukup beragam. Mulai dari project manajer hingga level tenaga kerja di tingkat STM.
Dia mengakui, sebagian besar lowongan kerja yang dibutuhkan PLTU Cirebon adalah calon pekerja yang memiliki keahlian diluar dari latar belakang pendidikan.
"Tentunya kalau di level project manajer atau site manajer itu harus insinyur karena terkait keberhasilan proyek kita," sebut Heru.
Namun demikian, PLTU Cirebon tetap akan menerima karyawan dengan pendidikan mulai STM hingga D III. Heru mengatakan, dalam membuka lapangan pekerjaan tersebut, PLTU memprioritaskan penduduk lokal Cirebon dengan menjalankan program tenaga vokasi ketenagalistrikan.
"Kita pakai vokasi agar capability gap bisa dipersempit karena di proyek ini memang butuh skill khusus dan siapa tahu kesiapan masyarakat kurang kita siapkan pusat vokasinya," kata dia.
Beroperasi Tahun 2022
Investasi PLTU II Cirebon dibutuhkan sekitar 2,2 Dollar Amerika. Dari jumlah tersebut sekitar 80 hingga 85 persen berasal dari modal asing dalam hal ini Korea dan Jepang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Head of Communication Cirebon Energi Prasarana Yuda Panjaitan mengatakan siap mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit 2 sesuai target pada 2022. Pembangkit tersebut kini masih dalam proses pembangunan.
Dia mengaku, setelah terhambat masalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan perizinan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), akhirnya proyek pembangkit berkapasitas 1.000 Mega Watt (MW) tersebut pun berlanjut, setelah mendapat izin lingkungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Izin lingkungan sudah kami dapatkan dari Pemrov Jawa Barat, dengan payung hukum Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017," kata Yuda belum lama ini.
Atas dasar tersebut, Cirebon Power melanjutkan pembangunan PLTU Cirebon unit 2. Menuru‎t Yuda, saat ini proses pembangunan sudah memasuki tahap pemadatan lahan, yang ditargetkan selesai pada semester kedua di 2018. Setelah pemadatan lahan, kemudian dilanjutkan dengan konstruksi. Proses tersebut ditargetkan selesai sekitar 3 tahun. PLTU Cir‎ebon unit 2 akan menggunakan batu bara kalori rendah 4.000-4.600 kkal per kg.
Untuk meredam emisi dari pembakaran batu bara, Cirebon Power menggunakan teknologi ultra super critical. Teknologi tersebut telah digunakan pada PLTU Cirebon unit satu berkapasitas 660 MW. "Teknologi ini ‎diharapkan dapat mengurangi tingkat emisi. Sehingga keberadaan PLTU tidak merusak lingkungan," tutup Yuda.
Saksikan vidio pilihan berikut ini:Â
Advertisement