Sukses

Siswi SMP Semarang Bersaing dengan Mahasiswa di Lomba Kartun Internasional

Siswi SMPN 17 Semarang itu menjadi finalis paling belia di 50 besar lomba kartun internasional Cartoon Competition on Environmental Protection 2017 di Tiongkok.

Semarang — Siswi SMP Negeri 17 Semarang, Hannani Trisima Anjani (15) menjuarai lomba kartun internasional Cartoon Competition on Environmental Protection 2017 di Tiongkok.

"Pengumuman pemenangnya baru kemarin Jumat (23/3/2018). Alhamdulillah, saya bangga bisa membawa nama baik sekolah dan orangtua," kata Hannani yang meraih titel Bronze Award kategori pelajar itu, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 25 Maret 2018.

Ia menuturkan lomba kartun bertema perlindungan terhadap lingkungan itu dibuka pendaftarannya pada Desember 2017. Hannani lalu mengirimkan karyanya yang mengangkat isu kekeringan di sebuah wilayah.

"Kartun saya menampilkan visual tank yang mampu mengeluarkan air bersih, di depannya ada sejumlah orang mengantre. Idenya, dari negara-negara yang sering kekurangan air, dan juga dilanda perang," katanya.

Selain kekeringan, kartun karyanya juga menyisipkan pesan soal perang. Karya remaja yang tinggal di Srondol Wetan, Banyumanik, Kota Semarang itu bersaing dengan sekitar 3.000 karya kartunis lainnya dari 34 negara.

Hannani mengaku kerap mengirimkan karya kartunnya dalam berbagai lomba tingkat internasional dan sering masuk sebagai finalis. Namun, baru pada ajang kali ini karyanya berhasil memenangkan titel bronze atau perunggu.

 

 

2 dari 2 halaman

Paling Belia

Dari 50 besar kategori pelajar yang mengikuti kontes kartun internasional itu, Hannani juga termasuk paling belia karena para peserta lainnya merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di dunia.

Kepala SMPN 17 Semarang Hariyanto bangga atas prestasi yang diraih anak didinya tersebut. Ia menyebut Hannani termasuk siswa berprestasi dengan nilai akademik yang baik di sekolah.

"Makin bangga saya karena Hannani juga juara di tingkat internasional membawa nama Semarang dan Indonesia, tentunya sekolah juga. Ini bisa jadi contoh yang baik untuk adik-adik kelasnya," katanya.

Sementara itu, guru seni rupa SMP Negeri 17 Semarang, Suratno mengatakan prestasi siswa merupakan segalanya yang membanggakan sehingga akan terus mengembangkan pembelajaran kartun di sekolah.

Saat ini, baru sekolahnya yang mengajarkan ekstrakurikuler kartun bekerja sama dengan Gold Pencil dan Union of World Cartoonist (UWC) Indonesia sehingga sekolah lain juga bisa mengikuti.

"Kalau saya jelas bangga kalau generasi muda lebih maju. Sebagai guru kalau muridnya lebih berhasil itu paling menyenangkan dalam hidup," kata pemenang First Prize SICACO 2017 Korea itu.

Saksikan video pilihan berikut ini: