Liputan6.com, Banten - Polres Serang Kota menangkap sembilan tersangka dan dua pelajar, penyerangan kepada 49 pelajar Bogor yang mengakibatkan satu orang tewas, pada Sabtu 17 Maret 2018 lalu.
"Terindikasi ada enam pelaku yang langsung melakukan pengeroyokan, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," kata AKBP Komarudin, Kapolres Serang Kota, saat ditemui dikantornya, Senin, 26 Maret 2018.
Komarudin menerangkan, pelaku berkoordinasi melalui sebuah grup WhatsApp (WA) bernama All Base 55, yang merupakan kumpulan para alumni salah satu sekolah swasta di Kota Serang. Sebanyak 27 orang di dalam grup itu terlibat dalam penyerangan.
Advertisement
Motif para pelajar menyerang siswa sekolah asal Bogor pun belum diketahui secara pasti. Namun menurut pengakuan SM, mereka tak ingin ada siswa lain memasuki wilayah Kota Serang.
Grup itu diketuai (panglima-red) oleh pelaku berinisal SM. Pelaku merupakan panglima tempur yang memberi komando agar para junior dan anggota grup menyebar beberapa titik, seperti di wilayah Kota Serang Barat dan Kota Serang Timur.
Lalu ada juga yang memantau pergerakan polisi dan mencegat arus lalu lintas. Agar penyerangan kepada 49 pelajar Bogor berjalan lancar.
SM pun mengatur strategi, agar setelah penyerangan, segera melarikan diri. Jika terdapat korban, para anggotanya segera bersembunyi di tempat aman dan membuang benda yang digunakan untuk penyerangan.
Baca Juga
"Terus kasih perintah 'hapusin' (grup). Setelah kasih perintah, baru pada keluar grup. Ada beberapa yang melarikan diri dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," terangnya.
Ironisnya, ada salah satu pelaku berinisial AK yang bertugas sebagai pembuat sekaligus pemasok senjata tajam (sajam) yang biasa digunakan pelajar untuk tawuran. Pelaku membuat di rumahnya yang berlokasi di perumahan Bumi Ciruas Permai (BCP), Kabupaten Serang, Banten.
"Diindikasikan alat-alat yang digunakan mereka dan digunakan kalangan pelajar, di produksi oleh AK. Ini kenyataan pahit sudah banyak pelajar Kota Serang yang mampu membuat sajam yang biasa digunakan untuk tawuran," jelasnya.
Sedangkan menurut Panglima nya, SM (19), dirinya tak merasa sebagai panglima. Namun anggota group WA yang telah terbentuk dua bulan itulah, yang menganggapnya sebagai pimpinan tertinggi.
"Dapet info, ini ada anak-anak Nastar (Bogor), terus saya suruh mencegat aja. (Ikut tawuran) udah pernah, sekali, anak sekolah juga. Enggak ada perintah ngebacok sama membunuh, saya kerja," kata SM, saat ditemui ditempat yang sama, Senin (26/03/2018).
Kini, para pelaku penyerangan pelajar Bogor diancam hukuman maksimal 12 tahun kurungan penjara sesuai Pasal 170 ayat Dua point ke tiga. Sedangkan SM, otak pelaku penyerangan di ancam Pasal 351 junto 55.
Para pelaku yang ditangkap oleh kepolisian yakni, SM, FR, ZH, RA, AJ alias JB, JL, AG, JM, BD, RH, RB alias J. Korban nya adalah Rizki Adi Kusuma (17) pelajar asal SMK YKTB 3 Bogor.
Diserang Usai Berlibur di Anyer
Meski hari libur, sejumlah pelajar terlibat tawuran di Kota Serang, Banten, Sabtu 17 Maret malam. Akibatnya, satu pelajar asal Bogor, meninggal dunia akibat luka sabetan di perut dan kaki.
"Satu orang dari puluhan siswa tersebut tewas. Saat ini kita sedang melakukan pencarian kelompok penyerang," kata Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin, Minggu (18/3/2018).
Menurut dia, sebanyak 49 siswa asal Bogor sedang berlibur ke wilayah Anyer. Karena kehabisan ongkos, mereka pun berjalan kaki sejak Jumat 16 Maret 2018 hingga sampai di kota Serang pada Sabtu 17 Maret.Setiba di wilayah Patung, Kemang, Kota Serang, atau dekat gerbang tol Serang Timur, puluhan pelajar ini diserang kelompok tak dikenal.
"Saat pulang, para siswa tidak mempunyai ongkos, dan para siswa tersebut jalan kaki dari (Kota) Cilegon ke Serang," jelasnya.
Ke-48 siswa asal Bogor itu pun di amankan ke Mapolres Serang Kota untuk menghindari penyerangan sekaligus di data anggota kepolisian.
Advertisement