Liputan6.com, Balikpapan - Nama Pulau Kakaban tak sepopuler Kepulauan Derawan. Nyatanya, pulau kecil itu merupakan bagian dari kepulauan di Berau, Kalimantan Timur, yang memiliki keajaiban yang tak ada duanya.
Gugusan kepulauan ini juga menyimpan cerita mitos yang dipercaya turun-temurun warga setempat. Konon, zaman dulu kala di tempat ini bercokol Kesultanan Berau yang kemudian pecah menjadi Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung.
Pada kisahnya, akan dihelat pernikahan keluarga kerajaan yang resepsi acara digelar di Pulau Panjang, pulau terluar di Berau. Dalam perjalanan mempergunakan kapal, rombongan pengantin diterjang ombak badai besar di perairan Laut Sulawesi.
Advertisement
Mayat pengantin perempuan ditemukan di Pulau Derawan sebagai perlambang kesucian perempuan. Jasad kedua orangtua pengantin terdampar di Pulau Maratua atau istilahnya mertua dan pengantin laki–laki ada di Pulau Sangalaki.
Baca Juga
Adapun Pulau Kakaban menjadi istilah tempat ditemukannya jenazah saudara tertua sekaligus kakak pengantin. Keindahan alam Kakaban konon kerap dibanding–bandingkan dengan Kepulauan Palau di Micronesia, kawasan tenggara Laut Pasifik. Kedua pulau yang tercipta akibat pergeseran lempeng bumi selama ribuan tahun silam.
Peristiwa alam yang menciptakan kawasan baru yang wilayah dasar laut terangkat menjadi sebuah pulau karang. Jutaan kubik air berikut segala jenis flora fauna laut terangkat naik ke permukaan, membentuk suatu ekosistem baru.
Pergeseran lempeng bumi di perairan Selat Makassar itu secara alamiah membentuk tebing karang Pulau Kakaban setinggi 10 meter. Tebing karang ini akhirnya menjadi pemisah antara perairan laut dengan danau air tawar yang berjarak tempuh 30 menit dari dermaga singgah perahu nelayan.
Sebagian air Danau Kakaban kemudian merembes di sela-sela pori-pori karang menuju kawasan perairan laut Kepulauan Derawan.
"Saat laut kepulauan Derawan sedang mengalami pasang, sebaliknya Danau Kakaban mengalami surut. Demikian sebaliknya Danau Kakaban pasang, perairan Kepulauan Derawan mengalami surut," kata Matheus Halim, warga Berau.
Ubur-Ubur Langka
Keunikan Danau Kakaban ini menjadi surga bagi traveler yang mencintai keindahan alam laut Indonesia. Selain suguhan wisata alam, Anda dapat menyaksikan keindahan evolusi keragaman satwa laut tercipta di Danau Kakaban.
Bukti konkret dapat ditemukan di danau air payau ini. Isolasi struktur geografis danau menciptakan karakteristik ekosistem yang berbeda dibandingkan perairan Derawan.
Pulau Kakaban menjadi satu satunya danau yang dihuni ribuan ubur–ubur yang tidak bersengat. Ada empat jenis ubur-ubur di Kakaban, yakni Mastigias, Cassiopeia, Aurellia, dan Tripedalia.
Sejumlah kajian peneliti lingkungan menyebutkan, ubur-ubur Danau Kakaban telah menjalani evolusi selama ribuan tahun di lingkungan barunya. Peneliti menduga hilangnya sengat yang menjadi alat proteksi kebanyakan ubur-ubur disebabkan hilangnya predator, yakni ikan-ikan besar. Itu pula yang tidak ditemui di Danau Kakaban.
Â
Â
Advertisement
Rute Perjalanan
Posisi pulau terpencil di perbatasan tiga negara ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Anda bisa menumpang pesawat rute Bandara Sepinggan, Balikpapan, tujuan Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb, Berau, Kaltim.
Setibanya di ibu kota Kabupaten Berau itu, perjalanan dilanjutkan menyewa speed boat menuju Kepulauan Derawan yang memakan waktu tempuh sekitar 3 jam. Nah, di kepulauan menyimpan kekayaan alam laut tidak ternilai ini, ada satu pulau indah bernama Kakaban.
Pulau di deretan kepulauan Derawan ini memang unik. Perahu speed boat butuh waktu tempuh hampir dua jam menjangkau bila titik start berangkat dari Pulau Derawan yang duluan populer.
Hanya ada satu dermaga tempat menambatkan perahu nelayan yang hendak singgah. Selepas menambatkan perahu, Anda harus mendaki jalan berbatu terjal sejauh 100 meter menuju ke pedalaman pulau. Tepat di tengah–tengah pulau karang, Anda akan menjumpai danau berair payau seukuran luasan lapangan sepak bola.
Kawasan Pulau Kakaban merupakan aset penting potensi pariwisata laut Kabupaten Berau. Keterbatasan promosi menjadi penyebab minimnya jumlah wisatawan yang mengenal keindahan alam Pulau Kakaban.
Selain itu, ketersediaan homestay bagi pengunjung terbatas. Penikmat wisata laut biasanya memilih menginap di Pulau Derawan yang menawarkan fasilitas home stay bertarif bervariasi kisaran Rp 400 ribu – Rp 500 ribu per malam.
Saksikan video pilihan berikut ini: