Liputan6.com, Semarang - Kota Tua Sawahlunto dan Kota Tua Jakarta dicoret dari daftar sementara Warisan Budaya Dunia Unesco. Kondisi ini otomatis menempatkan Kota Lama Semarang sebagai satu-satunya objek yang masih masuk dalam daftar sementara Warisan Budaya Dunia Unesco.
Sebagai satu-satunya wakil Indonesia, harapan bertumpu ke Kota Lama. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi langsung mendatangi direksi keet project revitalisasi Kota Lama Semarang.
"Saya yang akan mengawasi langsung. Saya akan sering datang dan berkoordinasi, melihat progresnya," kata Hendi, Kamis (29/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Hendi, dari masterplan Kawasan Kota Lama Semarang ada pembagian tiga zona. Zona I adalah dari Jalan Tawang, Merak, Garuda, Branjangan, Nuri, Cendrawasih, Kedasih, Srigunting, Sleko, Kutilang, Mpu Tantular, Kasuari, dan Merpati. Kemudian zona dua terdiri dari Jalan Kenari, Pinggir Kali Semarang, Perkutut, Lentjen Suprapto, Suari, Kepodang, Sendoro, Gelatik, serta Jurnatan.
"Nah zona ketiga terdiri dari Kolam Retensi Mberok serta Kolam Retensi Bubakan," kata Hendi.
Revitalisasi yang dilakukan bukan sekadar menjaga agar bangunan tetap kokoh. Hendi mengaku berusaha keras mempertahankan kelestarian bangunan-bangunan cagar budaya tersebut.
"Menjaga, mengawasi, merawat, dan menghidupkan bangunan-bangunan yang ada di Kota Lama Semarang ini," kata Hendi.
Â
Pencarian Peta Asli
Hendi meminta semua pihak untuk segera melaporkan jika menemukan bangunan-bangunan cagar budaya yang coba dibongkar, dirusak, atau bahkan mau diganti dengan konstruksi yang berbeda dengan bentuk awalnya. Karena kepemilikan bangunan cagar budaya itu memang lebih banyak yang dimiliki swasta dibanding milik negara.
Dalam proyek penataan Kawasan Kota Lama Semarang itu, Hendi optimistis selesai pada 2018. Proyek itu sudah dikerjakan dua tahun anggaran dengan nilai Rp 156 miliar. Tahun anggaran pertama sudah dimulai pada November 2017, dengan target Desember 2018 sudah selesai.
"Saya cek pengerjaan rencana drainase yang akan menggunakan U ditch, kemudian juga terkait ducting untuk membebaskan Kota Lama dari kabel-kabel di atas karena akan kita tanam di bawah, dan seterusnya," kata Wali Kota.
Belajar dari dicoretnya Kota Tua Sawahlunto dan Kota Tua Jakarta yang tak dilengkapi data sejarah, Hendi mencoba mendapatkan peta asli Kawasan Kota Lama Semarang.
"Saat ini masih tersimpan di Belanda. Pemkot juga sedang menyiapkan tempat khusus yang steril untuk menyimpan peta tersebut agar tidak rusak setelah diserahkan," kata Hendi.
Dijadwalkan ada utusan dari Belanda yang datang ke Semarang untuk urusan soal peta asli kawasan Kota Lama ini. Hendi menyebutkan bahwa utusan itu akan datang pada 10 April 2018.
Advertisement