Sukses

Sambut Pagi di Museum Pusat Fosil Kayu Indonesia

Museum Pusat Fosil Kayu Indonesi (MPFK) tepatnya berada di Desa Bongo yang terletak di Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.

Liputan6.com, Gorontalo - Siapa saja yang pernah berkunjung ke tempat wisata religi di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, kemungkinan pernah melihat Museum Pusat Fosil Kayu Indonesia (MPFK) di Desa Bongo. Wilayah Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, ini memang dikenal sebagai salah satu desa yang memiliki kombinasi nilai-nilai keagamaan dan adat istiadat begitu kental.

Di Desa inilah terdapat museum fosil kayu yang sudah membatu jutaan tahun yang lalu.

Yosep Tahir Ma'ruf, pemilik dan pencetus berdirinya tempat wisata ini menjelaskan bahwa lahan di mana museum ini berdiri, dikenal juga dengan sebutan Desa Wisata Religius, Kerajaan Bubohu.

"Mengapa disebut sebagai Kerajaan Bubohu, karena wilayah tersebut dahulunya merupakan bagian dari Kerajaan Bubohu yang dipimpin oleh Raja Ma'ruf," ucap dia kepada Liputan6.com, belum lama ini.

Ia pun mengaku turunan Raja Bubohu. "Saya merupakan generasi VI dari kerajaan zaman dulu itu, yakni Bubohu," terangnya

Kehadiran museum ini berawal dari wahyu yang diturunkan oleh Raja Ma'ruf kepadanya melalui dan bisikan. Bisikan yang didengarnya adalah: "Laksanakanlah sesuatu untuk membangun desa atau dalam hal ini kampung halamanmu, sebelum kami berbicara tentang perkembangan bangsa yang besar dan dunia."

Dengan bisikan wahyu tersebut, sekitar tahun 2001, ia mulai membangun lokasi wisata tersebut. "Dengan berbagai macam ragam yang bisa ditemui di antaranya masjid berkubah emas, wisata alam religi, dan Museum Fosil Kayu di Gorontalo yang sudah menjadi batu," tambahnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Puluhan Fosil Kayu Berjajar

Kini, lokasi wisata tersebut terdapat puluhan jenis kayu yang berjajar rapi dan sudah menjadi fosil. Fosil-fosil kayu inilah yang akhirnya menjadikan lokasi ini sebagai Museum Pusat Fosil Kayu Indonesia (MPFK).

Penggalan-penggalan fosil kayu ini dikumpulkan dari beberapa lokasi yang tersebar wilayah di Gorontalo, yang lokasinya sudah tidak dapat disebutkan satu demi satu.

Fosil kayu yang sudah membatu tersebut diperkirakan sudah berusia jutaan tahun. Menurut mereka, fosil kayu ini terjadi karena letusan gunung berapi pada zaman dahulu. Kayu-kayu tersebut terempas oleh lahar panas, kemudian terkubur dalam tanah hingga mengeras dan menjadi fosil kayu.

Para pengunjung saat masuk akan menemui museum ini yang letaknya tepat berada di halaman lokasi Desa Wisata Religius Kerajaan Bubohu. Setiap wisatawan yang berkunjung tidak dipungut biaya sama sekali untuk menikmati dan berpose di wisata religi tersebut. Maka, tidak jarang wisata ini ramai dikunjungi, baik pagi maupun siang hari.

Seperti yang dikatakan salah satu mahasiswa, Zais Musa. Ia menyebut lokasi ini sebagai wisata multitalenta.

"Karena para pengunjung tidak hanya sekadar bersantai, tetapi juga bisa belajar sejarah peradaban Gorontalo dan arkeologi yang cocok untuk mahasiswa dan pelajar apalagi para peneliti," ujarnya.