Sukses

Kisah Haru Siswi Lumpuh, Berjuang Hadapi UNBK demi Cita-Cita

Orangtua dan teman sejawatnya menjadi pemacu semangat siswi SMK ini menghadapi UNBK meski dalam kondisi sakit.

Bantul - Suasana berbeda di SMK 1 Pundong saat pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK. Bukan ketegangan yang terasa, tetapi haru menyelimuti sekolah itu.

Lastri Lestari, salah seorang siswa SMK 1 Pundong harus mengerjakan soal UNBK sambil berbaring. Meski, warga Dusun Gulon Desa Srihardono Pundong Bantul ini menderita Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP), tetapi Lastri optimis mampu mengerjakan soal dengan baik sehingga bisa membahagiakan orangtuanya.

Saat ditemui KRJogja.com di SMK 1 Pundong, Senin, 2 April 2018, Lastri mengatakan, jika kondisi kesehatannya menurun sejak November 2017. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat semangatnya surut untuk terus bisa mengenyam pendidikan. Bahkan, dalam kondisi sakit, perempuan lima bersaudara itu tetap tekun belajar di rumahnya.

"Motivasi orangtua jadi penyemangat saya untuk tetap belajar dan ikut UNBK meski kondisi kesehatan saya seperti ini," ujar Lastri.

Selain itu, Lastri juga merasa kehadiran kawan-kawan ke rumahnya semakin jadi pelecut semangatnya. Paling tidak, kehadiranya kawan-kawannya itu sudah mampu mengusir kesepian.

 

Baca berita menarik lainnya dari KRJogja.com di sini.

 

2 dari 2 halaman

Siswi yang Cerdas

Putri pasangan Alm Sogiman dan Ny Sutiyem yakin, ikhtiarnya bakal membuahkan hasil maksimal. Sehingga pada saatnya nanti mampu membahagiakan orangtua. Oleh karena itu, dalam kondisi sakit sekalipun, dia harus menempuh UNBK.

"Orangtua jadi penyemangat saya untuk tetap maju dan berjuang menempuh UNBK. Dorongan dari kawan-kawan dan bapak ibu guru jadi motivasi saya untuk tetap menjaga semangat ini," ujar perempuan yang bercita-cita jadi pengusaha ini.

Pjs Kepala SMK 1 Pundong, Ahmad Fuadi didampingi Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan SMK 1 Pundong, Sutapa mengatakan, gejala Lastri sakit mulai terasa sejak November. Kondisi kesehatannya semakin menurun, sehingga waktu Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) Maret lalu soal harus diantar ke rumahnya.

"Waktu itu USBN soal kami antar ke rumahnya, karena kondisinya terus menurun," ujar Ahmad Fuadi. Selain itu, banyak jalan ditempuh sekolah agar Lastri tidak ketinggalan materi ujian. Termasuk melakukan pendampingan kepada siswa, datang ke rumahnya untuk memantau kegiatan belajarnya.

Tidak hanya itu, teman sejawatnya juga berduyun–duyun datang ke rumah Lastri untuk meminjamkan contoh soalnya. Sementara Sutapa mengatakan, siswa jurusan Teknik Audio Video ini termasuk siswa cerdas. "Mbak Lastri ini termasuk cerdas dan penuh semangat meski kondisinya sedang sakit," ujar Sutapa.

 

Simak video pilihan berikut ini: