Liputan6.com, Karo - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus, pada Jumat (6/4/2018) pukul 16.07 WIB. Letusan melontarkan abu vulkanik dan material piroklastik dengan tekanan kuat berwarna abu-abu gelap hingga setinggi 5.000 meter.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan Gunung Sinabung juga disertai awan panas sejauh 3.500 meter ke arah tenggara-timur dan selatan-tenggara.
Advertisement
Baca Juga
Tidak ada korban jiwa dari letusan tersebut, karena di daerah zona berbahaya sudah kosong dari aktivitas warga. "Masyarakat yang berada di zona merah sudah mengungsi sejak lama dan sebagian sudah direlokasi," ucap Sutopo, seperti pernyataan resmi yang diperoleh Liputan6.com, Jumat malam.
Sutopo menjelaskan, status Gunung Sinabung tetap Awas atau berada pada Level IV. Adapun PVMBG menaikkan VONA menjadi merah, karena aktivitas vulkanik tetap tinggi dan berpotensi terjadi letusan susulan.
"Letusan dan awan panas yang menuruni lereng Gunung Sinabung itu seakan menjadi penegas misteri Sinabung. Misteri yang hingga sekarang tak kunjung terungkap, mengenai kapan Sinabung akan berhenti meletus," sebutnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Relokasi Pengungsi Jalan Terus
Sutopo mengungkapkan pula, saat ini beberapa lokasi relokasi telah dibangun di kaki Gunung Sinabung. Sampai dengan Maret 2018, terdapat 30 lokasi relokasi. Pembangunan rumah-rumah di lokasi bervariasi. Ada yang sudah selesai, tetapi ada juga yang masih terus berproses menuju penyelesaian pembangunan.
"Sebagai contoh di Nang Belawan 2, sebanyak 341 rumah telah berdiri gagah. Sementara di Surbakti 2, sebanyak 227 rumah sedang dibangun dengan proses pembangunan mencapai 63 persen sampai dengan Maret 2018," ujarnya.
Dua lokasi hamparan tersebut dan unit rumah yang dibangun adalah bagian dari proses rehabilitasi dan rekonstruksi (RR) pascabencana erupsi atau letusan Sinabung.
BNPB bekerja sama dengan BPBD Provinsi Sumatera Utara, BPBD Kabupaten Karo, kementerian/lembaga terkait, dan masyarakat yang melaksanakan pembangunan rumah-rumah tersebut.
Advertisement