Sukses

2 Perguruan Silat Bentrok, Kios Warga Porak Poranda

Bentrokan itu diawali perselisihan antara dua pendekar dari masing-masing organisasi bela diri yang kemudian berbuntut panjang.

Boyolali - Puluhan personel Polres Boyolali, Jawa Tengah, membersihkan kios-kios yang rusak di wilayah Bangak Banyudono, Jumat sore, 6 April 2018, yang dirusak oleh anggota perguruan silat saat bentrok dengan aparat keamanan, Rabu, 4 April 2018.

Setelah dibersihkan, rencananya kios yang rusak tersebut akan diperbaiki dan dibangun ulang oleh Polres Boyolali dengan mengajak dua perguruan silat yang berseteru.

Dalam peristiwa bentrok yang terjadi di jalur Solo-Semarang tersebut, terdapat dua kios yang terbakar dan lima kios lainnya dirusak. Peristiwa bentrok itu sendiri diawali perselisihan antara dua organisasi bela diri yang kemudian berbuntut panjang.

Saat terjadi bentrok, seribuan anggota salah satu organisasi yang berasal dari wilayah Soloraya hendak ke wilayah Banyudono yang menjadi basis organisasi bela diri lainnya. Untuk mencegah konflik horizontal, kedatangan mereka diadang aparat yang kemudian memantik bentrokan.

Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi menjelaskan dalam peristiwa bentrok kemarin, ada beberapa kios yang rusak, beberapa di antaranya terbakar. Untuk mengembalikan kondisi seperti semula, polisi pun menginisiasi perbaikan kios dengan menggandeng dua organisasi yang berselisih.

"Kita akan bersama-sama memperbaiki dan membangun kios yang rusak. Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengembalikan kondisi seperti semula," terang Kapolres.

Dengan semangat gotong royong tersebut, harapannya tensi ketegangan dua organisasi tersebut bisa turun, sehingga kondisi kamtibmas tetap terjaga. Ia pun sudah berkomunikasi dan mempertemukan tokoh dan pengurus dari kedua perguruan silat tersebut dan sudah terjalin komitmen damai di antara keduanya.

"TNI dan Polri selalu siap untuk menjaga ketenteraman di masyarakat. Terlebih saat ini jelang pesta demokrasi, tentu kita semua ingin suasana yang kondusif," tegasnya.

Baca berita menarik lainnya di KRJogja.com di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Upaya Rekonsiliasi

Rekonsiliasi perselisihan dua kelompok masyarakat, yakni perguruan silat PSHT dan Ormas SS militan, Polres Boyolali mengajak keduanya untuk bersama-sama membangun beberapa kios yang rusak saat penertiban kelompok massa oleh aparat keamanan di wilayah Bangak, Banyudono, Rabu, 4 April 2018.

Dalam kerja bakti yang diakomodasi Polres Boyolali, Sabtu, 7 April 2018 personel Polri dan TNI serta puluhan massa dari kedua organisasi tersebut bekerja sama membangun dan memperbaiki lima kios yang rusak serta dua kios yang terbakar akibat bentrokan.

Selain sudah ada kesepakatan damai dari kedua belah pihak, kerja bakti tersebut merupakan salah satu cara untuk membangun kerja sama antar dua kelompok tersebut. Dengan demikian, mereka bisa sama-sama menjaga suasana kondusif kamtibmas di Boyolali.

Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi menjelaskan, perbaikan dan pembangunan kios korban bentrok tersebut merupakan bentuk tanggung jawab seluruh pihak agar masyarakat yang menjadi korban bisa kembali normal.

"Dananya kita sukarela saja, yang penting masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan normal," katanya.

Ketua PSHT Cabang Boyolali, Komarudin menjelaskan, pihaknya meminta maaf kepada masyarakat bila aktivitas para anggotanya menimbulkan keresahan di masyarakat. Menurutnya, ke depan diperlukan program yang menyeluruh dengan melibatkan semua pihak untuk mencegah terjadinya konflik kekerasan.

Ketua SS Militan Boyolali, Joko Taryono, pun menegaskan hal serupa. Sudah ada kesepakatan damai di tingkat pengurus antar organisasi. Karena itu, ia mengimbau kepada para anggotanya di tingkat akar rumput agar memahami hal tersebut dan berperan aktif dalam menjaga suasana kondusif Boyolali.

Diinformasikan sebelumnya, dua organisasi tersebut berselisih yang berujung pergerakan massa dari wilayah Soloraya ke wilayah Banyudono dari salah satu organisasi untuk membuat perhitungan. Untuk mencegah konflik horizontal, seribu anggota massa tersebut diadang aparat keamanan, sehingga sempat terjadi bentrok.