Sukses

'Berburu' Bangau Langka Pesisir Probolinggo di Pagi Hari

Sejak pagi hari, sekelompok pencinta fotografi mengendap-endap di balik pepohonan mangrove demi mendapatkan foto bangau bluwok yang hampir punah.

Liputan6.com, Probolinggo - Burung bangau bluwok (Mycteria cinerea) berkembang biak di pesisir Desa Penambangan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Di akhir pekan, burung yang hampir punah ini kerap dijadikan objek buruan.

Seperti saat itu, sekelompok orang terlihat berjalan mengendap-endap di jalan setapak tambak milik Bustomi. Beberapa di antaranya nekat menceburkan diri ke dalam tambak, penuh lumpur berbau.

Sejak pagi hingga siang hari, Djoko Prasetio, Hendra P, Uuk, Sol, Inung, dan Zulkarnaen, berada di sana. Bersama-sama, mereka juga sesekali menyelinap di antara lebatnya pohon mangrove yang tumbuh cukup rimbun. Cara-cara itu dilakukan agar kesenangan mereka dalam berburu burung bangau bluwok terpuaskan.

Namun, jangan berprasangka buruk dulu. Sebab, kelompok ini berburu bangau langka dengan menggunakan kamera digital lensa lepas tukar (DSLR), bukan senapan angin apalagi senapan api.

Yang didapat lima pria yang tergabung dalam komunitas 5 Fotografi adalah keindahan gambar spesies langka itu. Bukan bangkai burung, lho. "Untuk dapat dekat tanpa mengganggu, kami berkamuflase," tutur Hendra, salah satu anggota kelompok, Minggu, 8 April 2018.

Menurut Hendra, mereka mengetahui keberadaan bangau bluwok di Pajarakan itu dari Instagram dengan nama akun Gito_grc. Pemilik akun itu diketahui merupakan orang Nganjuk, namun menikah dan tinggal di Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo.

Pencinta fotografi aliran Wildlife ini pun penasaran dengan keberadaan bangau bluwok. "Sebelum berburu foto, kami berbagi tugas untuk observasi, yaitu mengikuti jam biologis burung air yang biasanya aktif mencari makan siang hari itu," ujar Hendra.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Bluwok Punya Perangai Berbeda

Setelah sekian jam menunggu, perburuan kelimanya ternyata tidak sia-sia. Burung dengan tinggi sekitar 92-97 centimeter itu terbang mengitari areal tambak. Bangau jenis langka itu kemudian mendarat di tanah tambak.

Kelompok burung itu pun asyik mencari makan. Momen-momen seperti itulah yang ditunggu oleh para fotografer ini untuk mengabadikan fauna ini.

"Awalnya, kami kira bangau biasa, tapi setelah diperhatikan gerak-geriknya dengan perangai aneh, kami bisa menyimpulkan itu bangau bluwok," ujar Hendra yang merupakan staf Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo.

Keyakinan itu bertambah, setelah salah satu anggota komunitas, yakni Djoko, membagikan foto itu ke grup Facebook Wildlife Fotografer Surabaya. Ternyata, tanggapannya sangat positif dan memastikan itu bangau bluwok

Sementara, Hasanudin, selaku Kepala Desa Penambangan mengaku senang dengan adanya informasi tersebut. Pemerintah desa pun siap untuk bekerja sama dalam hal perlindungannya satwa langka itu. Apalagi di tambak tersebut sudah ada larangan memburu burung ini.

"Harapan kami, yakni kerja sama dengan lembaga yang membidangi, agar lestari dan bisa menjadi satu ikon bagi Kabupaten Probolinggo," tutur putra Bustomi, pemilik tambak yang kerap dikunjungi bangau bluwok.

Adapun status bangau bluwok tercantum sebagai hewan langka dan dilindungi sesuai Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna). Dengan status itu, berarti secara internasional tidak boleh diperdagangkan.

Bangau bluwok oleh Badan Konservasi Dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature) ditetapkan dalam status rentan (Vulnerable/VU) dan digolongkan terancam punah secara global itu.

Dinukil dari sejumlah sumber, bangau bluwok sejenis burung dari suku Ciconidae. Burung ini biasa dijumpai di perairan dangkal, sungai, pantai pasir, rawa, dan sawah berlumpur. Burung ini memakan ikan, katak, dan hewan air lainnya.