Sukses

Miras Oplosan Ginseng Ternyata Beredar di Cicalengka sejak 5 Tahun Lalu

Miras oplosan yang disebut ginseng itu sering membikin haus peminumnya.

Liputan6.com, Bandung - Sandi Yana (33), keluarga korban minuman keras (miras) oplosan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, tampak lemas. Sedari pagi, ia menanti kabar keponakannya bernama Gugun di pintu gerbang RSUD Cicalengka, Jalan Darhan.

Gugun ialah salah satu dari 45 pasien yang masuk ke RSUD Cicalengka guna mendapatkan perawatan. Dua rekan Gugun bernama Hari dan Kiki telah meninggal karena nyawanya tak tertolong diduga akibat menenggak miras oplosan.

Warga Kampung Cipeutat, Desa Tenjolaya itu pada Sabtu akhir pekan lalu, mengadakan pesta miras. Miras oplosan itu disebut gingseng yang dijual dengan harga Rp 20 ribu.

"Kejadiannya malam minggu kemarin dia minum-minum sama teman-temannya," kata Sandi.

Dia mengungkapkan saat ini Gugun kritis. Sang paman berharap, keponakannya bisa sembuh setelah sejak malam minggu lalu mengeluh sakit di dada, muntah, dan penglihatan agak menurun.

Sandi lalu bercerita, ia juga pernah menenggak minuman oplosan tersebut. Ia dan warga lain menyebut minuman tersebut dengan sebutan gingseng. Cairan kuning dalam kemasan botol plastik itu sering diminumnnya sejak lima tahun lalu.

"Kalau lima tahun lalu harganya cuma Rp 15 ribu," ungkapnya yang ketika minum miras bersama teman-temannya.

Sebotol gingseng diketahui harganya saat ini Rp 20 ribu dengan ukuran yang sama, sekitar 600 mililiter. "Pertama kali minum rasanya panas, suka bikin haus. Tapi kalau yang sekarang beda, bukan gingseng padahal oplosan," ucapnya.

 

 

2 dari 2 halaman

Anak Band Jadi Korban

Selain Sandi, korban lainnya adalah Iwan dan Supriono. Keduanya mengeluhkan sakit sejak Minggu malam, 8 April 2018.

"Mereka minumnya bertiga. Supriono kemarin malam masuknya. Iwan tadi pagi," ungkap kerabat Iwan dan Supriono, Gian Lesmana (36).

Supriono bersama Gian adalah rekan satu personel band bernama Serdadu Bambu. Supriono biasa memainkan calung.

"Saya dapat kabarnya dari anak-anak band. Enggak tiap hari ketemu," ujarnya.

Namun, soal miras oplosan, Gian mengaku sudah banyak kejadian serupa. "Banyak, dari dulu sudah banyak korban. Sudah lama penjulnya berjualan tapi tiap ada razia muncul lagi," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: