Liputan6.com, Nusa Dua Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kini tengah memfokuskan diri pada pengembangan pariwisata mereka. Kabupaten di Pulau Madura itu bekerja keras mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menyokong industri jasa tersebut.
Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi menegaskan wilayahnya memiliki sejumlah potensi besar yang bisa mendatangkan wisatawan. Bahkan, ia menyebut potensi yang dimilikinya tak kalah menarik dibandingkan dengan apa yang dimiliki oleh Pulau Bali.
Advertisement
Baca Juga
Untuk mengoptimalkan potensi pariwisata, Fauzi telah memetakan dan menggali seluruh potensi. Untuk destinasi alam bawah laut. Misalnya, ia mengerahkan penyelam profesional untuk mendeteksi kekayaan yang dimilikinya.
"Saya minta mereka untuk menyelam dan sekarang sudah ada titik-titiknya di mana saja ada alam bawah laut yang cukup bagus. Bahkan kata mereka yang dimiliki oleh Sumenep ini lebih bagus dari daerah lainnya," ucap Fauzi kepada Liputan6.com di Nusa Dua, Bali, Selasa, 10 April 2018.
Tak hanya pantai dan kekayaan bawah laut saja, Fauzi menyebut wilayahnya memiliki sejumlah potensi lainnya yang mirip dengan Pulau Bali.
Sumenep juga memiliki kekayaan potensi pariwisata di bidang budaya, religi dan belanja. "Hanya saja itu semua belum dioptimalkan dan dipasarkan dengan baik,” tutur dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Transportasi Laut dan Udara ke Sumenep
Untuk pengembangan, ia ingin ada kerja sama yang baik antara Bali dan Sumenep dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata di daerahnya. Fauzi ingin menawarkan kepada wisatawan yang datang ke Bali untuk juga mengunjungi destinasi wisata di daerahnya. Ada dua skema perjalanan yang disiapkan baik laut maupun udara.
"Saya punya gagasan ingin menjadikan Sumenep beyond Bali. Agar turis dari Bali langsung direct ke Sumenep dengan transportasi laut. Saat ini sudah ada, tetapi transit di Banyuwangi," ujarnya.
Untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya, kalender event telah ia siapkan sejak Januari lalu hingga akhir Desember 2018.
"Kalender event sudah ada. Jadi hampir setiap bulan ada atraksi yang kami sajikan," katanya.
Advertisement
Buka Rute Penerbangan Komersial
Tak hanya menyiapkan kalender event, Fauzi juga fokus membenahi infrastruktur Sumenep agar turis bias dengan mudah menjangkau destinasi di daerahnya. Salah satunya pengembangan Bandara Trunojoyo.
Bahkan, dalam waktu dekat, landasan pacu Bandara Trunojoyo akan diperpanjang. Rincinya, dari 1.600 meter menjadi 2.000-2.250 meter.
"Agar pesawat berbadan besar bisa masuk ke Sumenep. Selain itu juga saya tengah mengupayakan pembukaan rute pesawat Jakarta-Sumenep dan Bali-Sumenep," ujarnya.
Saat ini, sudah ada satu maskapai komersial yang mendarat di Bandara Trunojoyo, yakni Wings Air jenis ATR-72 rute Surabaya-Sumenep.
"Dalam sehari ada dua kali penerbangan dengan rata-rata penumpang 80 persen. Ini sudah saya upayakan sejak setahun lalu. Ke depan akan terus saya kembangkan untuk mendukung pariwisata Sumenep," katanya.
Undang Investor Pariwisata
Selain itu, ia pun membuka akses luas bagi siapa pun yang ingin menanamkan investasi sarana pendukung pariwisata di Sumenep, seperti hotel dan restoran. Ia berjanji untuk pengembangan pariwisata daerahnya akan membuka akses dan kemudahan perizinan.
"Kami menjadi tuan rumah pertemuan kerajaan Nusantara. Yang menjadi kendala kami adalah akomodasi. Saya sedang mendata rumah-rumah warga untuk dijadikan home stay bagi delegasi yang hadir. Ada ribuan delegasi yang akan hadir,” kata dia.
Soal destinasi, Fauzi menjelaskan ada enam objek wisata yang ditawarkan, terutama Gili Iyang. Pulau ini menjadi ikon wisata dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia, setelah Yordania.
Kemudian Gili Labak dan Gili Genting dengan keistimewaan taman bawah laut yang indah. Wisata bahari lainnya yaitu Pantai Lombang dan tidak jauh dari situ terdapat satu desa dengan budaya tidur di atas pasir.
Untuk wisata budaya dan religi, ada Keraton Sumenep sebagai keraton terakhir yang bertahan di Jawa Timur. Yang menarik, hampir semua bangunan keraton masih utuh, mulai ruangan hingga penyimpanan prasastinya.
Advertisement