Liputan6.com, Banjarnegara - Sungai Serayu, adalah nadi kehidupan penduduk sepanjang bantarannya. Tetapi, di luar itu, Sungai yang bermuara di laut selatan Jawa ini terkadang juga menjadi sumber petaka.
Arus bawah permukaan yang tak terduga dan pusaran airnya kerap membuat celaka. Palung sungai yang kadang tak terdeteksi keberadaannya sering menjadi ancaman.
Sepanjang tahun, banyak terjadi kecelakaan air di Sungai Serayu yang menyebabkan kerugian harta benda hingga hilangnya nyawa. Tak peduli penambang, warga, hingga anak-anak menjadi korban tenggelam di sungai yang mengalir di empat kabupaten di Jawa Tengah ini.
Advertisement
Baca Juga
Warga Dusun Purbayasa, Desa Pucang di Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah, hingga kini masih kalut. Salah satu warganya, Hadiono, kehilangan putra kesayangannya, Triyanto (10), pada Kamis, 5 April 2018. Saat itu, Triyanto raib tenggelam di Sungai Serayu ketika bermain dengan empat temannya.
Hingga Selasa, 10 April 2018 atau enam hari pencarian sejak hari H, keberadaan korban tenggelam belum diketahui. Jika meninggal dunia, jenazahnya pun belum ditemukan.
Juru Bicara Badan Search and Rescue (Basarnas) Pos SAR Cilacap, Saeful mengatakan, hingga kini tim SAR gabungan masih mencari keberadaan bocah nahas ini.
Pencarian dilakukan dengan penyisiran hingga Bendungan Mrica, bendungan raksasa di Sungai Serayu, Banjarnegara. Berbagai potensi SAR pun turut bergabung dalam pencarian ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kendala Pencarian Korban Tenggelam Sungai Serayu
“Sejak hari kedua pencarian sudah dilakukan di bendungan. Kemungkinan keberadaan korban sudah di sini,” ucapnya saat dihubungi Liputan6.com, Selasa malam.
Beberapa di antaranya adalah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Tanggap Bencana, Relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), nelayan, kepolisian, TNI dan sejumlah kelompok relawan lain.
Tim SAR gabungan juga telah mengerahkan seluruh peralatan SAR air yang diperlukan. Di antaranya, parahu karet, alat selam, dan sejumlah alat bantu. Tetapi, keberadaan Triyanto masih nihil.
Curah hujan yang meningkat akhir-akhir ini menyebabkan debit Sungai Serayu meningkat. Air pun bertambah keruh.
“Hujan sama air keruh (menyulitkan pencarian) Mas,” dia menambahkan.
Adapun Triyanto dan temannya Satrio tenggelam ketika berenang di tengah aliran sungai. Diduga keduanya kelelahan. Satrio beruntung bisa diselamatkan oleh seorang nelayan. Adapun Triyanto, raib ditelan palung Sungai Serayu.
Advertisement
Akhir Pencarian Kakek 60 Tahun yang Dilaporkan Hilang
Situasi berbeda dialami tim SAR gabungan dan Kepolisian Wonosobo yang mencari keberadaan Ahmad Fatoni alias Tego (60) warga Kampung Sumpet, Kelurahan Kepil. Mereka lega, sekaligus sedih.
Musababnya, Fatoni yang dilaporkan hilang sejak Jumat, 6 April 2018, akhirnya ditemukan setelah tiga hari pencarian. Sayangnya, ia ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Jenazah Fatoni ditemukan oleh seorang pemancing tersangkut di bebatuan di Sungai Ringin, Kampung Sumpet. Polisi beserta SAR yang memang sedang mencari korban pun segera mengevakuasi jenaxah Fatoni ke Rumah Sakit Umum (RSU) RSU Setjonegoro Wonosobo.
Kepala Polsek Kepil, Inspektur Satu Muji Darmaji menyatakan keluarga almarhum tak berkehendak korban diautopsi. Keputusan itu muncul setelah mereka menyaksikan kondisi jenazah yang tak terdapat tanda-tanda kekerasan.
Kuat dugaan, korban tergelincir dan terbawa arus di Sungai Ringin. “Maka kami serahkan kepada keluarga untuk pemakamannya,” dia menjelaskan.